Satu bulan terakhir, saya cukup intensif membaca tulisan-tulisan lama di blog saya. Hasilnya satu kalimat: saya terbang ke masa lalu.
Setelah terbang ke masa lalu, saya merasakan bahwa diri saya di masa lalu itu sangat menginspirasi, lebih baik dari diri saya saat ini: saya bertemu dengan banyak orang baru, merasakan pengalaman melakukan berbagai hal yang saat itu merupakan hal baru, menemukan inspirasi dari orang-orang di sekitar saya, dan sebagainya.
Saya sampai menyimpulkan diri saya di masa lalu lebih baik dari masa kini. Dulu lebih bersemangat, punya impian, passion-nya terasa banget, dan karya yang bermanfaat terus menerus muncul.. Sekarang? Hufft, jauh deh.
Di masa sebelum ada Facebook & Twitter, saya mendokumentasikan kehidupan saya, hal-hal yang menginspirasi saya, di blog ini. Saya sangat bersyukur menjadi blogger.
Beberapa hal yang saya temukan dari seorang Ilman di masa lalu dan membawa semangat itu datang ke diri saya di masa kini, semua tertuang di blog saya:
# Sebagai ekstrovert, saya mengambil semangat dan inspirasi dari orang lain. Itulah mengapa saya sangat suka bertemu dengan orang baru. Sejak Pesta Blogger 2007, saya sangat aktif berjejaring dan bertemu banyak orang di berbagai event. Ini ngecas banget! Diingat-ingat, 1-2 tahun terakhir sejak masuk kantor, saya tidak banyak bertemu dengan orang, makanya saya sekarang merasa sangat kalah dari Ilman masa lalu.
# Di semester 4, saya pernah menulis tentang seorang dosen yang sangat menginspirasi saya. Secara tidak sadar, saya menjadikannya role model dan itu benar-benar tercapai di akhir masa kuliah saya! Saya terpilih jadi Mahasiswa Berprestasi (Mapres) Fasilkom, seperti beliau di masa lalu. Bedanya dia terpilih juga jadi Mapres tingkat Universitas Indonesia, saya cuma juara 4 di UI hehe..
# Saya suka sekali mencoba hal-hal baru: desain grafis, ngeblog, ngeband, ikut lomba, bikin bisnis, membuat anakUI.com, sharing dan presentasi, dan masih banyak lagi.
# Saya dulu punya impian yang jelas, yaitu memiliki bisnis. Beberapa tahun terakhir saya sejujurnya hidup tanpa menuju satu tujuan impian tertentu. Tapi sekarang impian saya sudah mulai dimasukkan ke alam bawah sadar, dan dalam proses mulai dicapai satu demi satu 🙂
# Saya dulu evangelist alias sangat semangat mengajak orang lain dalam hal-hal kebaikan: menemukan passion & hidup berdasarkannya, menciptakan perubahan dari diri sendiri, mengajak ngeblog, dan mengajak teman-teman untuk jadi pengusaha, adalah beberapa hal yang saya kampanyekan dulu. Sekarang saya giat mengajak orang ngapain ya?
# dan sebagainya, harusnya masih banyak lagi. Saya baru membaca sampai tengah 2007 hahaha..
Sayangnya, hal-hal seperti ini tidak bisa atau sulit untuk saya temukan dari update-update status saya di Facebook dan Twitter. Blog masih menang jauh.
Mengapa Blog Lebih Baik dari Facebook & Twitter?
Pertama, menggunakan blog itu sangat mudah dan cepat untuk menelusuri lagi jejak-jejak pemikiran di masa lalu. Beda banget deh pokoknya dengan social media. Di Twitter & Facebook, kalau mau mencari status kita yang lalu, susahnya minta ampun. Boro-boro ngeliat status 8 tahun lalu, ngeliat status setengah tahun lalu aja dijamin susahnya minta ampun.
Di blog, gampang sekali!
Kedua, apa yang kita tulis di blog umumnya jauh lebih panjang dibanding status di Facebook & Twitter. Ini memberikan konteks (mengapa kita nulis, dalam suasana apa kita nulis, di mana dan kapan kita menulis itu, dsb) yang lebih lengkap, sehingga saat dibaca di masa depan, kita menjadi benar-benar kembali ke masa itu.
Kalau Twitter?
Facebook masih lebih baik karena karakter statusnya masih jauh lebih panjang dibanding Twitter. Namun tetap saja sulit untuk ditelusuri kembali di masa depan.
Ketiga, blog kita terbuka, dapat diakses oleh orang lain. Lewat Google, orang bisa masuk ke blog kita. Hal ini sangat memungkinkan orang lain mendapatkan manfaat dari membaca tulisan dan pengalaman kita. Sesuatu banget, awalnya nulis blog hanya untuk diri sendiri dan orang terdekat, tapi ada orang lain yang mendapat manfaatnya!
Status Facebook & Twitter kita sulit ditemukan di Google.
Penutup
Saya kembali menulis di blog ini, mendokumentasikan kehidupan saya saat ini, Agar kelak saya bisa melihat balik ke masa lalu dan melihat bahwa berbagai orang, aktivitas, karya, dan hal-hal lain dalam hidup saya adalah saling terhubung membentuk Ilman saat itu. Dan membuktikan bahwa skenario Tuhan itu memang yang terbaik.
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. – Pramoedya Ananta Toer
yeaah Ilman will be back!
😀
yg bener itu ilman is back!
Maksud lo bener gitu kan? Hehe
bener banget. saya merasa bodoh dengan tulisan2 saya meskipun sekarang masih ga berubah sih. hahahaha
ga ada yg bodoh selama kita bs mengambil pelajarannya 😀
terus menulis ya, seru ngeliat liputan traveling dan wisata kulinernya!