Mengapa Mark Zuckerberg & Steve Jobs Pakai Baju yang Itu-itu Saja? Dan Mengapa Lampu Teras Rumah Saya Bisa Nyala/Mati Secara Otomatis?

2016-09-21-09-18-59

Mark Zuckerberg, si empunya Facebook itu, pusing memakai baju apa di hari pertamanya bekerja setelah tiga bulan cuti kelahiran anaknya.

Mendiang Steve Jobs, pendiri Apple, di banyak kesempatan presentasi di depan publik, terlihat hanya memakai baju yang itu-itu saja: kaos turtleneck lengan panjang, blue jeans, dan sepatu kets.

steve-turtleneck

Sekilas, mereka terlihat sangat membosankan bukan, menggunakan baju yang sama setiap hari?

Tapi apakah teman-teman tahu, bahwa keputusan kecil mereka menjadi “membosankan” itu adalah cara mereka menyimpan tenaga otak mereka untuk mengambil keputusan lebih besar bagi bisnis mereka?

Setiap pagi, salah satu keputusan yang biasanya kita ambil adalah, “saya harus pakai baju apa buat ke kantor/kampus hari ini ya?”, iya kan?

Waktu 5-10 menit untuk memikirkan jawaban di atas (belum dandannya) yang dihabiskan setiap hari, memakan tenaga otak kita. Padahal ini bukan keputusan yang benar-benar signifikan dalam hidup kita.

Bayangkan kalau kita bisa mengurangi tenaga otak kita untuk menjadikan hal-hal kecil diputuskan secara “tanpa berpikir”, kita bisa mengambil keputusan besar nan signifikan dalam hidup kita.

Dan jalan itulah yang diambil Mark Zuckerberg & Steve Jobs, juga banyak orang sukses lainnya. Habis mandi pagi, buka lemari baju, langsung ambil baju apapun di lemari (karena cuma ada itu wkwkwk), berhasil menghemat tenaga otak mereka untuk mengambil keputusan yang besar dan bermanfaat bagi banyak orang.

Facebook, dengan miliaran pengguna di seluruh dunia, membeli WhatsApp & Instagram. Kini dengan inisiatif Internet.org nya Facebook mencoba memberi akses Internet ke negara-negara tertinggal. Apple, terkenal dengan inovasi produk iPhone & Mac nya, mengubah dunia karena kemudahan penggunaan produknya.

Hal itulah juga yang coba keluarga kami terapkan di rumah.

Istri saya memutuskan untuk memanggil bantuan asisten rumah tangga pulang-pergi untuk mengurus cucian baju, cucian piring, dan lantai rumah.

Hasilnya, ia tidak dipusingkan dengan pekerjaan domestik sehari-hari. Istri saya pun bisa kreatif membuat banyak mainan untuk anak kami, juga membuat aneka masakan bagi anak bayi kami.

Karena baju saya sudah rapih disetrika oleh ART, setiap pagi sesudah mandi saya pun tidak pusing lagi cari-cari baju mana yang sudah rapih dipakai ke kantor. Saya tinggal ambil kemeja apapun di gantungan, menghemat waktu persiapan berangkat kerja si pagi hari.

Hal kecil lainnya di keluarga kami adalah kami sudah tidak pernah lagi menyala matikan lampu teras rumah setiap pagi dan sore. Karena pekerjaan kecil dan membosankan ini sudah dikerjakan oleh sensor lampu otomatis.

Dengan harga hanya 100 ribu rupiah untuk 3 buah lampu, kami setiap hari tidak perlu memikirkan lagi apakah lampu sudah dinyalakan atau dimatikan. Kami bisa fokus main sekeluarga, hal yang lebih besar dibandingkan sekedar mengurus lampu.

Jadi, hal-hal kecil apa yang pengambilan keputusannya sudah kamu kurangi? Lalu apa hasil besar yang kamu dapatkan setelahnya?

Join the Conversation

2 Comments

Leave a comment

Leave a Reply

%d bloggers like this: