Be An Entrepreneur!

Assalamu’alaikum..Udah lama nggak nge-blog nih.. Coba maksain nulis ah.. Terinspirasi dari 3 buah buku tentang entrepreneur yang pernah saya baca.. Semoga bermanfaat..
===========================================
Be An Entrepreneur, Jadilah Seorang Entrepreneur

Apakah semua tahu, ada berapa jumlah pengangguran di Indonesia? Satu juta, dua juta? Lebih! Meskipun ada yang namanya Mbah Google, saya tidak berminat mencari berapa jumlah pengangguran di Indonesia. Rekan-rekan semua, setiap tahun, jumlah angkatan kerja di Indonesia selalu bertambah. Jelas, karena universitas-universitas di Indonesia di-setting untuk menghasilkan sarjana-sarjana robot pekerja yang siap untuk menghadapi persaingan global dan kapital dunia. Alhasil, setiap tahunnya, pasti ditemukan sarjana-sarjana pengangguran. Itu baru dari jenjang universitas, belum dari lulusan SMU, lulusan SMP, dan lulusan SD yang jumlahnya jauh lebih banyak?

Apakah kita harus menggantungkan diri pada pemerintah kita? Jangan harap. Krisis ekonomi saja sudah bertahun-tahun tidak bisa diatasi. Apakah kita cuma mau melihat kolom-kolom “Job Vacancy” di koran Kompas setiap akhir minggu, atau ngeliat-liat jobsDB.com, atau menunggu ada career expo? Yakin? Dari ratusan ribu pelamar, yang diterima cuma ribuan kan?
Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Duduk diam menanti lowongan pekerjaan? Tentu tidak, bukan? Oh, apakah mengirim surat lamaran pekerjaan kesana kemari sambil menunggu panggilan interview? Rasanya tidak selalu pasti diterima bukan, karena jumlah karyawan yang diterima sangat terbatas?

Anggaplah kita berhasil diterima di sebuah perusahaan. Ada satu hal penting yang sering dilupakan orang, yaitu masalah gaji. Percaya tidak, pasti setiap karyawan akan mengalami masa dimana mereka tidak mendapatkan gaji secara rutin lagi? Entah karena perusahaan tempat mereka bekerja bangkrut, karena PHK, atau bahkan jika perusahaannya baik-baik saja dan rekan-rekan semua bekerja dengan baik, setiap karyawan pasti berhenti menerima gaji, yaitu saat mereka pensiun.

Jika saya mengatakan ada sebuah jabatan pekerjaan yang sangat membutuhkan orang, dan orang yang melamar di jabatan tersebut pasti diterima, apakah rekan-rekan percaya? Lalu, jika saya mengatakan ada sebuah jabatan yang memberi kita kepastian penghasilan/gaji, bahkan setelah kita tidak bekerja lagi, apakah rekan-rekan percaya?

Ya, pekerjaan tersebut adalah PENGUSAHA. Membuat bisnis kita sendiri, menggaji diri kita sendiri, bebas mengatur diri sendiri secara finansial, bahkan bebas mengatur orang lain untuk kepentingan bisnis kita. Dengan menjadi pengusaha, kita tidak perlu khawatir mengenai gaji, karena gaji kita yang mengatur. Coba bayangkan sebuah jabatan, misalnya manajer keuangan. Gajinya besar kan? Lebih besar dibandingkan gaji karyawan biasa kan? Kalau gaji direktur utama? Jauh lebih besar dari gaji manajer kan?

Itulah gambaran keuntungan menjadi pengusaha secara material. Jika bisnis sedang sukses, kita yang memiliki keuntungan terbesar dibandingkan karyawan-karyawan kita. Tapi jika bisnis sedang tidak sukses, kita masih bisa mencari jalan untuk mengembalikan kesuksesan itu. Berbeda halnya dengan menjadi karyawan, jika perusahaan kita sedang untung besar, karyawan tidak mendapat gaji lebih banyak, paling-paling hanya bonus yang jumlahnya tidak seberapa dibanding dengan keuntungan perusahaan.

Itu baru keuntungan secara material. Bagaimana dengan sosial? Menjadi pengusaha, kemudian membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain, berarti kita menolong orang lain untuk dapat bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak. Kita bisa mengangkat derajatnya, memperbaiki kehidupannya, dan mengurangi pengangguran. Menolong orang lain tidak hanya dengan memberikan uang saja bukan? Memberikan lapangan pekerjaan adalah satu bentuk bantuan yang saat ini sangat dibutuhkan masyarakat.

Menulis seperti ini, saya bukanlah seorang pengusaha sukses yang memiliki perusahaan besar, keuntungan besar, atau karyawan yang banyak. Tidak! Saya hanya mahasiswa biasa, yang pekerjaan rutin sehari-harinya hanya belajar, kuliah, dan ikut organisasi kemahasiswaan. Saya memang bukan seorang sukses yang bisa dicontoh langkah-langkahnya seperti banyak pengusaha dan tokoh sukses di Indonesia dan di dunia. Saya hanya tidak ingin seperti kebanyakan sarjana Indonesia yang setiap lulus selalu menambah panjang daftar pengangguran di Indonesia.

Join the Conversation

1 Comment

Leave a comment

Leave a Reply

%d bloggers like this: