Lab Fasilkom hari ini, Sabtu 7 Juni 2008 ramai nian, karena anak2 2007 sedang berjuang menyelesaikan tugas kelompok DPBO (Disan dan Pemrograman Berorientasi Objek) mereka, yang due-nya hari Senin besok. Oh iya, buat yang belum tahu, DPBO itu adalah kuliah yang mengajarkan dasar-dasar Object Oriented Programming dengan menggunakan bahasa pemrograman Java.
Saya, sebagai salah satu asisten dosennya, udah cukup tahu sih, gambaran deskripsi tugas akhir mereka. Mereka harus membuat sebuah game, boleh bikin dari awal, boleh juga melanjutkan yang sudah ada. Saya awal-awalnya ngerasa biasa aja dengan tugas ini. Tapi begitu hari ini saya ngeliat dari deket anak2 pada ngerjain tugas ini, beserta hasil yang mereka buat, saya cuma bisa bilang satu kata: SUBHANALLAH.. Memang sudah dasarnya anak Fasilkom yang cerdas2 dan kreatif2, game-game yang mereka bikin pun keren! Ada yang bikin RPG, ada yang bikin action, wah, sulit dideskripsikan via tulisan kaya gini, pokoknya keren-keren semua deh!
Satu poin yang ingin saya angkat di sini adalah, anak-anak Fasilkom sebenernya memiliki potensi dari dalam diri yang sangat besar. Hal ini terbukti dengan betapa kreatifnya mereka dalam membuat game2 tugas akhir DPBO seperti saya ceritakan sebelumnya.. Ditambah lagi, fasilitas kampus yang sangat menunjang: lab komputer yang jumlahnya cukup banyak dan bagus, akses internet sangat cepat tanpa batas dan gratis, dengan hotspot yang ada dimana-mana, seharusnya bisa membuat mahasiswa Fasilkom berprestasi, membuat inovasi-inovasi baru di berbagai bidang teknologi informasi, atau dan hal-hal bermanfaat lainnya.
Akan tetapi, faktanya, tidak banyak mahasiswa Fasilkom yang berprestasi. Tidak banyak mahasiswa Fasilkom yang mengikuti berbagai kompetisi keilmuan. Tidak banyak mahasiswa Fasilkom yang aktif. Tidak banyak mahasiswa Fasilkom yang membuat sesuatu yang kreatif dan inovatif. Dari 500an lebih mahasiswa Fasilkom, yang suka ikut lomba-lomba mungkin (ini hanya hasil observasi, bukan penelitian nyata) nggak sampai 50 orang, dan orangnya pun itu lagi-itu lagi. Sebagian besar mahasiswa Fasilkom, termasuk saya, lebih suka “menidurkan” potensi besar dalam dirinya, lebih asik berada dalam zona nyaman mereka di depan komputer: menghabiskan waktu dengan browsing-browsing saja, chatting-chatting saja, main game Naruto saja, membaca manga saja, “menyampah” di forum-forum online, menghabiskan bandwidth dengan men-download berbagai macam hal yang tidak berhubungan dengan keilmuan kita di bidang teknologi informasi, dan seterusnya, dan seterusnya..
Tidak heran, prestasi terbaik mahasiswa Fasilkom selama saya kuliah di Fasilkom yang saya tahu “hanya” mencapai 4 besar Imagine Cup Indonesia 2008 (segenap hormat, salut, dan bangga saya berikan untuk Fu, Kresna, Sonya, dan Nikolas anak Binus yang telah berkompetisi keras di Imagine Cup Indonesia 2008). Padahal, saya nggak ragu sama sekali dengan kemampuan dan kreativitas anak-anak Fasilkom. Terbukti tuh, dari berbagai game yang mereka buat itu. Tidak heran juga, masa-masanya mahasiswa berprestasi Fasilkom “merajai” kompetisi mahasiswa berprestasi UI sudah lewat. Sudah lebih dari 10 tahun kita nggak ngeliat Pak Ruli-Pak Ruli baru, Mas Muki-Mas Muki baru, yang membuat Mapres Fasilkom 3 tahun berturut-turut merebut gelar Mapres UI.
Apa yang harus kita lakukan?
~refleksi diri sekaligus autokritik selama 3 tahun kuliah di Fasilkom terhadap diri saya sendiri