Empat Hal yang Membuat Anggota Komunitas Aktif di Website Berbasis User Generated Content

Apa yang membuat sebuah website komunitas dengan konsep user generated content menjadi ramai ? Tidak hanya ramai dikunjungi, tapi anggota komunitasnya tidak berhenti-berhenti terus mengirimkan kontennya, yang memang menjadi ‘nyawa’ dari berjalannya website komunitas berbasis user generated content.

Saya melakukan ‘penelitian tidak ilmiah’ pada lima website komunitas berbasis user generated content yang bisa dibilang paling populer di Indonesia: Kaskus, Kompasiana, GantiBaju.com, Fotografer.net, dan Keluarga SalingSilang (Politikana, Ngerumpi, BicaraFilm, dsb).

Hasil penelusuran dan profil singkat masing-masing website bisa dilihat pada tulisan saya sebelumnya: Profil Website ‘User Generated Content’ Indonesia: Kompasiana, Gantibaju.com, Kaskus, Fotografer.net, Keluarga SalingSilang

Sebagai benang merah hasil ‘penelitian tidak ilmiah’ ini, ada empat hal yang bisa disimpulkan untuk menjawab pertanyaan “mengapa para anggota aktif membuat dan mengirim konten?” dan “hal-hal apa yang kelima situs itu punya secara umum yang membuat para anggota mereka terus aktif?”

Pertama, adanya tujuan dan konsep dari website tersebut yang disampaikan dengan jelas kepada anggota-anggotanya. Tujuan adanya website itu harus jelas, kemudian mekanisme dan konsep website-nya diperjelas di halaman ‘About’ atau ‘FAQ’. Yang penting, calon anggota atau anggota baru mengetahui mengapa mereka aktif di website tersebut dan bagaimana mekanisme di website itu.

Kelima website ini sama-sama memiliki tagline yang menggambarkan konsep dan tujuan website-nya secara umum hanya dalam satu kali baca saja. Pesan mengenai tujuan dan konsep paling kuat disampaikan dalam bentuk tagline, karena itulah yang nomor dua dilihat anggota komunitas selain nama website-nya.

@unwinged pernah cerita ke saya tentang forum game yang dia dirikan, Gamexeon. Tadinya Gamexeon punya tagline, sebut saja X. Nah, begitu diganti menjadi ‘satu post baru setiap detik’, benar-benar terjadi, ada satu postingan baru di forumnya setiap detik, bahkan lebih!

Intinya adalah, dengan hanya membaca tagline-nya saja, anggota sudah harus tahu tentang apa website itu, dan apa yang mereka bisa lakukan di website itu.

Kedua, adanya rewards atau penghargaan kepada anggota komunitas untuk mengapresiasi aktifnya mereka. Rewards tersebut tidak harus selalu dalam bentuk uang atau materi. Yang penting ada hal-hal yang anggota-anggota dapatkan karena aktifnya mereka.

Rewards itu bisa dibagi menjadi dalam dua jenis: Pertama adalah rewards berupa rasa bahagia yang dirasakan atau manfaat yang didapatkan, baik langsung ataupun tidak langsung. Misalnya rasa senang & kepuasan batin karena bisa berbagi informasi, mendapatkan banyak ilmu baru, bertambahnya kenalan dan jaringan, reputasi pribadi yang meningkat, dan yang sejenisnya.

Jenis rewards kedua adalah rewards buatan, yang ‘dibuat’ oleh sistem atau pengelola website. Cendol/GRP, poin, pamor, gelar, terpilih sebagai headline/hot thread, anggota paling aktif, dan yang sejenisnya, adalah rewards yang dibuat oleh pengelola website. Mungkin bisa dikatakan ini adalah rewards di kulit’ saja, karena rewards paling tinggi adalah rewards berupa manfaat yang dirasakan.

Berbeda anggota komunitas, beda pula reaksi dan motivasinya aktif terhadap rewards. Ada yang memang mengincar rewards buatan (misalnya ingin punya banyak cendol karena ingin jualan di FJB Kaskus), ada yang awalnya mengincar rewards buatan tapi kemudian mendapatkan manfaat yang lebih bermakna. Ada yang dari awal tidak peduli dengan rewards buatan, mereka memang sudah senang bisa aktif di sana.

Hal penting yang harus diperhatikan oleh pengelola website user generated content adalah harus adanya sistem rewards buatan ini. Kelima website ini sudah sama-sama memiliki sistem rewards buatan yang bisa dikejar. Jadi, anggota-anggota (biasanya anggota baru) yang belum sampai tahap ‘mendapatkan manfaat tanpa peduli rewards’ masih terdorong terus untuk aktif mengejar rewards.

Ketiga, adanya halaman profil anggota. Halaman profil anggota itu biasanya berisi biodata anggota, tulisan/konten yang telah mereka posting, juga aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan, seperti memberikan komentar atau mereply thread anggota lain. Bisa juga ada semacam wall Facebook di halaman profil, yang membuat antar-anggota bisa saling menyapa secara personal.

Halaman profil ini penting ada untuk mengapresiasi eksistensi anggota-anggota komunitas. Halaman profil itu bisa menjadi showcase atau portfolio karya-karya mereka. Selain itu, anggota komunitas bisa saling mengenal satu sama lain dengan membuka halaman profilnya, dan memperkuat ikatan keluarga di komunitas tersebut.

Beberapa contoh halaman profil: Kaskus, Kompasiana, GantiBaju.com, Fotografer.net (harus login dulu), Ngerumpi.

Keempat, last but not least, para founder/pendiri/admin/pengurus/tokoh di komunitas tersebut juga selalu aktif dan passionate di sana. Jelas, kalo founder/adminnya aja nggak aktif ngirim tulisan, posting, menjawab pertanyaan-pertanyaan dari anggota komunitasnya, atau mempromosikan website-nya, siapa lagi yang mau?

Founder/admin bisa melakukan hal-hal ini:

  • Memosting inspirasi atau ide-ide baru seperti yang Kang Pepih dari Kompasiana lakukan (contoh)
  • Menjawab masalah/keluhan dari anggotanya seperti yang Mimin lakukan di Kaskus (contoh)
  • Memosting konten juga seperti seperti yang Simbok Venus dari Ngerumpi.com lakukan (contoh)
  • Memberikan dukungan ke komunitas lewat social media, seperti yang Gantibaju.com lakukan lewat twitternya (contoh)
  • Menengahi masalah yang terjadi antar anggota
  • Memberi contoh konten seperti apa seharusnya yang masuk di website
  • Mengarahkan semua anggota agar tetap sesuai dengan tujuan bersama.

Done! Wah, banyak juga nih PR saya dan tim di anakUI.com buat memperbaiki anakUI.com jadi setidaknya sama seperti lima website ini, syukur-syukur bisa lebih baik lagi. Semangaat!

Join the Conversation

3 Comments

Leave a comment

Leave a Reply

%d bloggers like this: