Banyak orang Indonesia suka buang sampah sembarangan.
Sudah pemandangan biasa, kita ngeliat banyak orang suka buang sampah di kolong bangku angkot, di kali, di jalanan, di kolong meja kelas, di got, ngelempar sampah dari dalam mobil, dan sebagainya.
Mengapa mereka suka buang sampah sembarangan? Jangan bingung lagi. Sepertinya saya punya jawabannya..
Dulu, dulu sekali, mungkin saat kakek nenek buyut kita masih muda, banyak sekali tanah kosong, kebon, pepohonan, dan kali yang masih bersih di lingkungan rumah mereka.
Jajanan yang ada pada masa itu dibungkusnya dengan bungkus-bungkus alamiah. Daun pisang dijadikan alas atau piring makan, daun kelapa jadi bungkus macem-macem jajanan, dan masih banyak lagi.
Mainan yang mereka mainkan juga dibuat dari barang-barang alami. Pistol-pistolan dari bambu, rakit buat main di sungai dari batang pisang, dan sebagianya.
Saat itu, setelah selesai makan jajanan, atau sudah bosan dengan mainannya, mereka sah-sah saja membuang sisa-sisa itu ke sembarang tempat. Toh yang dibuang adalah barang-barang alami yang akan membusuk dengan sendirinya di tanah-tanah kosong, rerumputan, dan pepohonan itu.
Saat itu, membuang sampah sembarangan bukanlah hal buruk.
Kebiasaan ini pun terus diturunkan ke anak-anak mereka.
Tapi masalah timbul seiring dengan berkembangnya teknologi. Mulai banyaklah digunakan kertas-kertas, plastik pembungkus makanan, beling kaca untuk botol, lebih-lebih sterofoam. Benda-benda pencemar, yang tidak akan membusuk, digunakan.
Saat generasi berikutnya dibesarkan, zaman sudah berubah. Mereka mulai menggunakan benda-benda yang tidak akan membusuk saat dibuang ke tanah.
Selain itu, tanah kosong, kebon-kebon, aliran kali yang jernih, sudah tidak ada lagi berganti dengan bangunan-bangunan dan got yang kotor. Tidak ada lagi tempat untuk membusukkan sampah-sampah alamiah.
Dan saat ini, membuang sampah sembarangan menjadi hal yang buruk. Banjir, bau, polusi mata, pencemaran air, sebut saja terus!
Begitulah.
Saat ini, membuang sampah sembarangan, menjadi hal yang sangat buruk.
Kebiasaan yang dulunya tidak salah, tidak diubah mengikuti perkembangan zaman, terus terbawa sampai sekarang. Akhirnya banyak orang Indonesia pun membuang sampah sembarangan.
Alasan logis bukan?
Ditambah lagi dengan peraturan “dilarang buang sampah sembarangan” yang tidak ditegakkan oleh pihak berwajib. Makin menjadi-jadi lah kita-kita buang sampah sembarangan.
Jadi bagaimana solusinya?
Dari diri kita sendiri. Jangan buang sampah sembarangan. Simpan sampahmu sendiri di kantong/tas, buang saat bertemu tempat sampah. Kalau sudah terbiasa buang sampah di tempatnya, mulai pemisahan sampah, mana sampah basah, mana sampah yang bisa didaur ulang.
Ga usah banyak pusing atau menuntut pihak lain (pemerintah, misalnya). Just do it by yourself. Biarkan orang-orang di sekitarmu tahu apa yang kamu lakukan. Turunkan kebiasaan itu ke anak-anakmu. Generasi berikutnya pun akan menjadi generasi yang tidak membuang sampah sembarangan.
*fin*
Ada alasan tambahan, kadang mencari tempat sampah susah minta ampun. Terus ada tempat sampah yang dicuri, kayak di halte deket Kemlu, Jakarta. Jadi ya, tas jadi tempat sampah sementara deh.
Source: pengalaman pribadi 🙂
iya klo lagi bawa tas, klo enggak.. solusinya kantong belakang jeans.
yap, itu dia, kalo kita emang peduli buat ga buang sampah sembarangan, kita pasti bisa nemu tempat buat naro sampah sementara sampe nemu tempat sampah..
tapi kalo banyak orang Indonesia, yah, meskipun di deketnya ada tempat sampah, tetep aja males jalan buat ngebuang di sana..
thanks riz, gung, buat komen 😉
*lama bener reply-nya*
Hmm…kurang setuju ah 🙂
IMHO, ada dua hal yang melemahkan hipotesis ini.
Pertama, sejak kecil anak-anak udah diajari, baik di rumah maupun di sekolah, bahwa buang sampah sembarangan itu jelek. Bahkan, di mana-mana kita selalu diingatkan lewat berbagai reklame di tempat-tempat umum. Seandainya “collective consciousness” di jaman dulu bahwa “membuang sampah sembarangan bukanlah hal buruk” memang ada, harusnya udah di-overwrite oleh didikan tersebut secara sadar.
Masalahnya, bahkan orang yang paling terdidik sekalipun masih saja bisa buang sampah sembarangan.
Kedua, alasan bahwa jaman dulu sampahnya hanya sampah organik, sehingga buang sampah sembarangan tidak dianggap jelek hanya berlaku outdoor. Kulit pisang pun kalau ditaruh di kolong meja atau di lantai kantor balai desa pasti dianggap jelek 😀
Kebiasaan baik tetap perlu didukung sarana yang memadai…juga enforcement, karena orang bisa lupa 🙂
woaah, tambahan perspektif baru!
mantaab.. makasih kang julian buat pencerahannyaa.. 😀
buat yang pertama, meskipun kita “udah tahu” kalo buang sampah sembarangan itu jelek, tapi secara praktek, bahkan orangtuanya pun mencontohkan membuang sampah sembarangan. jadi, ke-udah-tahu-an-nya itu cuma sekedar teori, ga dipraktekkan. ini jadi menjawab kenapa orang berpendidikan tinggi pun tetep buang sampah sembarangan. huh, sayang sekali ya 🙁
yang kedua bener juga sih ya. tapi kalo di dalem rumah, ga mungkin dong buang sampah sembarangan. setidaknya, pasti diberesin sama orang rumahnya, jadi kalo ada sampah2 gitu di rumah, ga bakal berceceran dalam waktu lama.
anyway, meskipun alasan2 saya masih bisa diargumentasi, masih belum ada alasan lain yang lebih kuat yang menjawab pertanyaan di awal “Mengapa Banyak Orang Indonesia Suka Buang Sampah Sembarangan?”
jadi, meskipun debatable, bisa lah ini jadi jawaban pertanyaan di atas *ga mau kalah, hehe*