Impian Mengarahkan Hidup Kita, Passion Memberi Kita Kekuatan

Driving
(cc) photo credit: Tim Dorr

Belakangan ini sejak tahun 2009,  gw sering ngomong tentang passion. Ada beberapa postingan tentang itu (ini ini ini). Bahkan alhamdulillah gw bisa bikin e-book tentang passion.

Sebelum gw mengenal istilah passion, gw sering ngomong tentang impian, atau mimpi, atau dream. Ada lebih banyak postingan tentang impian yang  mulai gw tulis duluan jauuh sebelum nulis tentang passion, bahkan sejak 2006 (ini ini ini ini ini ini).

Impian dan passion, buat gw, adalah dua dari beberapa hal yang sangat penting dalam hidup gw.

Gw terinspirasi banget dengan orang-orang yang udah percaya dengan mimpi-mimpinya, dan berhasil mewujudkannya, tanpa peduliin orang-orang lain yang tidak percaya dengan mimpi itu.

Gw juga terinspirasi banget dengan orang-orang yang hidup sesuai passion-nya, dan menciptakan karya-karya besar yang mengubah dan bermanfaat bagi dunia.

Beberapa percakapan dengan sahabat-sahabat gw lewat Twitter (dulu sama @pandutruhandito, belum lama ini & ini) & Facebook membuat gw kepikiran, karena beberapa orang juga berpikir sama tentang hal ini: apa sih bedanya Impian dengan Passion? Apa sih hubungannya? Mana yang lebih dulu harus ditemukan? Apakah keduanya benar-benar penting?

Ini jawaban gw tentang beda/hubungannya antara impian dan passion, berdasarkan pengalaman dan apa yang gw pahami.

Buat gw, impian adalah sesuatu yang mengarahkan hidup kita.

Kalo passion adalah sesuatu yang memberi kita kekuatan dalam hidup.

Ibaratnya berkendara dengan mobil, impian adalah kota yang ingin kita tuju. Sedangkan passion adalah mobil yang kita kendarai.

Kalau kita sudah menemukan passion kita, artinya kita sudah menemukan mobil yang sesuai keinginan kita, yang nyaman kita kendarai, yang bensinnya irit, yang warna mobilnya sesuai warna favorit, dan sebagainya, yang membuat kita bersemangat untuk terus menyetir mobil itu setiap hari.

Tapi tentu saja kita tidak bisa asal menyetir saja tanpa tahu arah. Masa dengan mobil yang bagus ini kita hanya mau berputar-putar di satu kota saja? Tentu saja kita ingin bepergian ke tempat yang berbeda dengan tempat kita sekarang kan? Itulah arti impian kita.

Passion, hal-hal yang sangat kita cintai, yang tidak pernah tidak terpikir, dan kita tidak pernah bosan untuk melakukannya, harus diarahkan untuk mencapai sesuatu yang bermanfaat dan bermakna. Apa yang mengarahkan? Impian.

Impian memberi bayangan apa yang harus kita pilih untuk capai. Dalam usia kita yang terbatas, kita tidak mungkin mencapai semua hal bukan? Lalu passion kita memastikan bahwa kita selalu bergerak tanpa lelah untuk mencapai impian itu.

Passion memberi kebahagiaan dalam hidup kita, sedangkan Impian akan memperkuat rasa bahagia itu 1000x lebih besar, untuk kita, dan untuk orang lain.

Impian harus kita gambarkan sejelas-jelasnya, sedangkan passion harus kita temukan. Mana yang duluan?

Tidak masalah mana yang lebih dulu ada. Boleh kita mendefinisikan impian dari passion yang sudah kita temukan, atau menetapkan passion kita dari mimpi-mimpi yang pernah kita bayangkan. Kalo gw dulu, menetapkan impian dulu sebelum gw sadar dengan passion gw.

Itulah dia, menurut gw, perbedaan dan hubungan antara impian dengan passion. Sama-sama penting, dan sama-sama membuat kita bahagia dalam perjalanan/proses menemukannya (passion) atau meraihnya (impian).

Bagi teman-teman yang ingin menambahkan sudut pandang lain, atau mengoreksi apa yang saya sampaikan, silakan dikomentari yaa 🙂

NB

  • Sebenernya ada satu faktor lagi yang bisa ditambahkan dalam formula itu. Insya Allah di postingan berikutnya ya gw ceritain 🙂
  • Sebenarnya ga penting sama sekali ngomongin hal abstrak kaya gini. Yang penting bertindak! 🙂

Join the Conversation

4 Comments

  1. gara2 baca posting ini kepikir
    sebenernya cara ngasih photo credits itu gimana ya
    soalnya kalimat “photo credit by” itu nggak logic. menurut saya mestinya “photo credit to” artinya, i give credit (penghargaan) of this photo kepada sang pembuat. kalau “photo credit by” itu jadinya “penghargaan foto ini oleh pembuatnya”. IMO harusnya “photo by…” atau “photo credit to…”. CMIIW

  2. #1 mia
    waah, gitu ya mi.. *ngangguk-ngangguk*
    makasih banyak buat infonya..

    kalau di blog Univind, gara2 pake plugin, bacaannya sih “photo credit: nama orangnya”

    yang bener gitu kali ya?

    oke deh, insya Allah gw benerin yg udah2 lewat, dan ke depannya pake yg bener..

    makasih banyak mii! 😀

Leave a comment

Leave a Reply

%d bloggers like this: