3 Langkah Mudah Memilih Caleg di Pemilu Legislatif 9 April 2014

contreng

Minggu depan, Rabu 9 April 2014 adalah tanggal penting kita. Di hari itu, pemilihan umum legislatif diadakan serentak se-Indonesia untuk memilih anggota DPR, DPRD, dan DPD. Sudah tahu mau memilih siapa, atau masih bingung, atau sudah yakin untuk golput, atau malas mengikuti politik begini?

Terus terang, saya hampir aja golput, malas ngikutin politik-politikan. Ah, politikus, sama aja tikusnya semua. Sama-sama korupsi juga nantinya. Sebelum pemilu sok-sokan dekat sama rakyat, begitu terpilih lupa deh sama yang milih. Ngeliat berita anggota dewan yang ada sekarang, korupsi lah, bolos lah, tidur lah, haah, saya merasa hopeless banget.

Padahal sebenarnya, kalau boleh jujur, saya malas. Sudah keburu malas aja melihat ribuan calon-calon anggota legislatif (caleg) itu, malas dan bingung sekali buat mengenali mereka satu-satu.

Saya juga nggak tahu apakah saya terdaftar untuk memilih? Di Pilkada DKI 2012 kemarin saya aja nggak terdaftar di TPS manapun. Terus, sosialisasi dari KPU-nya nggak jelas (atau sayanya yang nggak merhatiin?), kartu pemilihnya mana bakal dikasih apa nggak nih, dan masih banyak lagi hal yang membuat saya malas memperhatikan ajang pemilihan umum ini.

Padahal, saya tahu banget legislatif itu penting banget diisi oleh orang-orang “bener” dan baik. Fungsi legislatif itu kan membuat peraturan, baik undang-undang atau peraturan daerah, untuk dijalankan oleh eksekutif (presiden, gubernur, walikota/bupati, beserta jajaran-jajarannya). Kalau kita tidak memilih orang yang bener, peraturan yang dibuat pun nggak bakal bener, mereka ya bakal korupsi lagi, kapan Indonesia jadi bener? Makanya harusnya kita memilih orang-orang baik untuk duduk di kursi dewan supaya kejadian kaya yang kita lihat di berita sekarang tidak terjadi lagi.

Dalam kondisi begitu, eh alhamdulillah saya dapet pencerahan karena melihat berita “Bingung Cari Profil Caleg 2014, Kunjungi Situs Ini“. Saya jadi dapet jawaban atas malesnya saya melihat profil caleg. Sebelumnya, saya juga melihat beberapa teman FB menshare bahwa mereka sudah terdaftar di datanya KPU, dan mereka sudah siap memilih. Wah, kalau teman-teman saya sudah memilih semua, kenapa saya tidak?

Oleh karena itu, saya bikin postingan ini, mudah-mudahan bisa membantu teman-teman yang sempat bingung atau malas seperti saya juga.

Inilah 3 (tiga) langkah mudah untuk memilih anggota legislatif di pemilu legislatif 9 April 2014

1. Cek Daftar Pemilih Tetap (DPT) apakah kamu bisa memilih

Buka website Data Pemilih Tetap dari KPU, lalu masukkan nomor KTP kamu di “Masukkan NIK” di sebelah kiri.

Kalau kamu terdaftar, nanti otomatis ada info kamu berada di TPS nomor berapa, di kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi apa (basically sih ini sesuai domisili di KTP kamu).

Cek DPT

Kalau nggak terdaftar di TPS manapun, artinya kamu terpaksa golput karena administrasi. Sekarang sudah terlambat untuk meminta untuk dimasukan, karena data yang ini sudah tetap, makanya dikasih nama Daftar Pemilih Tetap. Beberapa bulan lalu KPU merilis Daftar Pemilih Sementara (DPS), di mana kita bisa ngecek kalau belum terdaftar untuk didaftarkan.

2. Cari tahu dan tentukan caleg pilihan kamu

Gimana kita bisa menentukan caleg yang mau dipilih, jumlahnya aja ada dua ratus ribuan gitu!

Tenang bro, jangan pusing begitu. Di langkah pertama tadi, kamu kan sudah tahu kamu itu terdaftar di kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi apa. Sekarang tinggal kita cari siapa caleg yang mewakili domisili atau daerah pemilihan kita. Satu caleg hanya bisa mewakili satu daerah pemilihan (dapil). Yang perlu kita lakukan tinggal mengetahui siapa caleg dari daerah kita kan?

Nah, ada beberapa situs yang memberikan informasi mengenai profil para caleg, sebagian ada track recordnya. Ada website resmi KPU, JariUngu.comcheckyourcandidates.org, WikiKandidat.com, AyoVote.com, dan kayanya masih ada lagi.

Tapi saya pribadi suka dengan JariUngu.com, karena dari awal sudah mudah sekali mencari caleg, yaitu berdasarkan domisili kita.

Memilih Daerah Domisili

Yang ditampilkan di JariUngu.com hanya caleg-caleg dari daerah pemilihan domisili kita, dengan tampilan yang mudah. Kalau ada caleg yang kita sukai, tinggal klik foto dan namanya, profil lengkapnya pun keluar. Khusus caleg yang sekarang menjabat jadi anggota dewan, ada tandanya “Aleg 2009”, di mana berita dan track recordnya kelihatan.

Semua Caleg dalam Satu Daerah Pemilihan

Kita juga bisa dengan mudah memilih mau caleg DPR, DPRD Provinsi, atau DPD hanya sekali klik. Nggak ada lagi tuh ceritanya pusing melihat ratusan sampai ribuan caleg sekaligus, atau bingung “si dia tuh caleg apa sih?

Jadi, tidak ada alasan apapun lagi untuk bilang tidak tahu siapa para caleg dan apa track record mereka! Kalau sudah mudah begini masih aja punya alasan untuk nggak peduli dengan apalagi males (hih, nggak banget deh alasan kok males), mau jadi apa bangsa kita nanti?

Jika kamu masih skeptis atau apatis tentang pemilu legislatif ini dan menganggap mereka semua jelek, plis-plis-plis-plis banget, pilihlah yang jeleknya paling sedikit. Karena masa depan negara kita benar-benar tergantung oleh siapa yang kita pilih ini.

Masa iya 5 tahun ke depan kita mau baca lagi berita lama, “anggota DPR jadi terdakwa korupsi”, “anggota DPR nonton video porno saat sidang”, “anggota DPR bolos saat sidang”, “anggota DPR menghabiskan uang untuk studi banding ke luar negeri, “anggota DPR lambat dalam mengesahkan UU”, atau berita-berita negatif lainnya?

3. Datang ke TPS dan gunakan hak memilih kamu

Sudah menentukan siapa caleg pilihan kamu untuK DPR, DPRD, dan DPD dari langkah sebelumnya? Langkah terakhir ya datang ke TPS untuk menggunakan hak memilih kamu. Ga tahu TPSnya dimane? Plis deh, zaman GPS begini masih nggak tahu TPS kamu di mana? Ya tanya aja sama Pak RT, emangnya Google tahu? 😛

Mengenai kartu pemilih, saya terus terang tidak tahu. Apakah harus menunjukkan kartu (gimana kalau kartunya belum dikasih Pak RT?), atau boleh pakai KTP (kaya pemilu kapan tuh bisa begini). Yang penting kalau nama kita sudah jelas terdaftar di langkah nomor 1, kita punya hak politik yang harus kita manfaatkan!

Nanti di TPS, kamu akan dapat kertas suara yang berbeda-beda sesuai dengan DPR/DPRD/DPD-nya itu. Saya agak lupa Pemilu sekarang kertasnya dicoblos atau dicontreng, tapi intinya kamu udah tahu deh, pilih salah satu saja. Begitu selesai, celupin jari kamu deh, jadi warna ungu gitu, warna kuteks favorit bulan itu.

Gimana kalau sudah melihat daftar caleg, tapi tidak ada yang saya sukai dan tidak ada yang mau saya pilih?

Coba pikir ulang, benarkah tidak ada calon yang setidaknya jeleknya paling sedikit? Sudah membandingkan semua calon?

Ya udah, kalau kamu dengan sadar dan penuh keyakinan sudah tidak mau memilih siapa-siapa, kamu harus tetap ke TPS. Jangan tidak ke TPS (apalagi pake alesan males, TPSnya jauh, TPSnya ga tahu di mana, hih, males kok jadi alasan).

Di TPS, buat surat suaramu tidak sah (misalnya dengan memilih lebih dari satu). Kenapa? Untuk mencegah surat suara kamu dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang jelas akan merugikan kita.

Penutup

Mudah bukan memilih caleg di pemilu legislatif 9 April 2014 mendatang? Zaman udah era smartphone berinternet begini, biarin deh yang jadul dan norak itu sebagian caleg-calegnya aja. Yang penting, kita-kita anak muda ini sudah canggih karena difasilitasi dengan teknologi yang bisa memudahkan kita. Yah, tinggal coblos online aja yang masih belum diterapkan, tapi setidaknya dua dari tiga langkah di atas sudah online bukan? Pemilu 2009 aja belum begini loh seinget saya.

Kalau sudah mudah begini kamu masih nggak mau melek politik, mau jadi apa bangsa ini?

Sebagai penutup, ini quotes dari Bertolt Brecht, seorang sastrawan Jerman.

“The worst illiterate is the political illiterate, he doesn’t hear, doesn’t speak, nor participates in the political events. He doesn’t know the cost of life, the price of the bean, of the fish, of the flour, of the rent, of the shoes and of the medicine, all depends on political decisions. The political illiterate is so stupid that he is proud and swells his chest saying that he hates politics. The imbecile doesn’t know that, from his political ignorance is born the prostitute, the abandoned child, and the worst thieves of all, the bad politician, corrupted and flunky of the national and multinational companies.”

Terjemahannya (dari sini)

“Buta yang terburuk adalah buta politik, dia tidak mendengar, tidak berbicara dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat semua tergantung pada keputusan politik. Orang yang buta politik begitu bodohnya sehingga ia bangga dengan membusungkan dadanya mengatakan bawa ia membenci politik. Si dungu tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir pelacur, anak terlantar, dan pencuri terburuk dari semua pencuri, politisi busuk, rusaknya perusahaan nasional dan multinasional.”

 

Sumber gambar: geblek via Compfight cc

Join the Conversation

2 Comments

  1. keren, saya juga hampir golput
    tapi jadi sadar kalo golput itu tidak menyelesaikan masalah
    hanya akan menambah masalah baru

Leave a comment

Leave a Reply

%d bloggers like this: