Teman-teman pernah dengar istilah ambidexter? Ini adalah sebutan bagi kemampuan menggunakan kedua bagian tubuh kiri dan kanan (tangan atau kaki) dengan sama-sama baik, sama-sama kuat.
Kabarnya, Michelangelo sang pemahat patung tenar itu ambidexter. Saat tangan kanannya lelah memukul palu, ia “beristirahat” memindahkan palu ke tangan satunya lagi. Dan dia bekerja sama cepat dan sama bagusnya dibanding tangan satunya.
Dalam baseball, batter alias pemukul bola secara statistik memiliki peluang lebih besar memukul bila bola dilempar oleh pitcher dengan tangan yang berlawanan dengan tangannya memukul. Jadi pemain baseball ambidexter punya keunggulan karena bisa memindahkan stik kapanpun tergantung pitcher-nya.
Dalam kehidupan pribadi kita pun demikian, untuk menjadi seseorang yang bermanfaat dan produktif, jangan hanya mengandalkan “tangan kanan” saja. Kita harus punya “tangan kiri” yg bisa dimanfaatkan kapanpun, sama baiknya, sama kualitasnya, sama cepatnya.
Dalam konteks tulisan ini, “tangan” yang dimaksud adalah skill atau kemampuan, walaupun benar-benar menguasai sesuatu dengan kedua tangan/kaki kita itu akan sangat bermanfaat bagi kita.
Kita harus punya lebih dari satu, minimal dua, skill yang bisa kita jadikan sumber rezeki dan alat untuk berkarya dan memberi manfaat pada orang lain.
Saya punya seorang teman yang sangat cerdas, dia sedang meneruskan kuliah di Jepang dengan beasiswa di bidang robotik. Tentu keahlian utamanya adalah menjadi peneliti. Namun, dia menekuni hobi fotografinya sedemikian serius hingga dia punya pekerjaan sampingan sebagai fotografer di sela-sela waktunya. Satu lagi, dia juga drummer, sehingga di banyak kesempatan dia manggung dan menghibur teman-temannya semua sejak di kampus.
Cerita lain datang dari salah satu mentor saya. Walaupun wanita, latar belakangnya adalah teknologi informasi, sehingga pekerjaan pertamanya adalah web developer. Namun ia punya hobi membaca buku, sehingga sambil bekerja ia dan partnernya membangun sebuah toko buku online. Bisnis pertamanya itu sukses, ia pun resign dari kantornya untuk menjadi full time entrepreneur. Kini, dia memiliki beberapa perusahaan di bidang internet dan IT, dua diantaranya adalah toko buku online yang tadi dan layanan online self-publishing. Tidak cuma itu, dia juga blogger dan penulis, total dia sudah menulis lebih dari 20 buku. Dengan semua pengalamannya itu, dia sering diundang untuk sharing dan memotivasi anak-anak muda dan wanita di penjuru Indonesia untuk aktif berbisnis dan memanfaatkan Internet untuk berkarya.
Saya sendiri, sekarang bekerja dan menggali ilmu bidang bisnis Internet bersama orang dan mentor yg saya hormati, bapak Andi S. Boediman sebagai penghasilan utama dan rutin keluarga saya. Di sisi lain, saya merajinkan diri untuk menulis blog sejak kuliah tahun 2006. Berkat itu, saya pernah menjadi freelance writer untuk Detik.com dan blog teknologi Tech in Asia, dan menghasilkan satu buku pertama saya. Alhamdulillah salah satu pintu rezeki saya terbuka dari kemampuan menulis saya.
Coba lakukanlah banyak hal sejak kamu muda. Mumpung masih punya banyak waktu dan tenaga, lakukan SEMUA HAL!
Cobalah berorganisasi, main musik, ikut kepanitiaan, ikut kegiatan sosial, ikut lomba-lomba, ikut kegiatan olahraga, ikut seminar, ikut membuat bisnis, you name it!
Dari sekian banyak yang sudah kamu coba, tekuni mana yang kamu rasa mendekati passion kamu, memberikan sense of purpose dan perasaan bermanfaat di sana. Ikuti langkah-langkah agar kamu bisa menemukan passion kamu.
Jadilah seperti anak kecil yang haus ilmu dan tidak pernah takut mencoba sesuatu yang baru. Everything is possible!
Jangan batasi diri dan rezeki kamu. Kita tidak akan pernah tahu “tangan” mana yang akan menjadi pembuka pintu rezeki, “tangan” mana yang akan menjadi sarana tempat kita refreshing dari penat rutinitas, dan “tangan” mana yang bisa berkarya memberi manfaat ke orang lain sebanyak-banyaknya.
Kalau kedua-duanya bisa, kenapa tidak?
Photo Credit: Victor Bezrukov via Compfight cc