Ada sesuatu yang salah dengan Sistem Pendidikan Nasional kita. Setelah belum lama ini ada ribut-ribut tentang UAN (sampai sekarang belum ada solusinya), saat ini ada lagi ribut-ribut baru.
Penerimaan Siswa Baru (PSB) adalah momen yang sangat penting, terutama bagi siswa yang akan melanjutkan sekolahnya dan orangtuanya. Seharusnya, PSB menjadi momen yang tidak terlalu bermasalah, karena PSB berlangsung singkat, dan hanya terjadi satu tahun sekali. Tapi apa yang terjadi? PSB, dalam hal ini PSB di SMA-SMA Negeri, menjadi bermasalah.
Siswa-siswi lulusan SMP yang sudah menerapkan sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK ) yang notabene sekolah-sekolah unggulan, memiliki nilai UAN yang lebih rendah dibandingkan dengan siswa-siswi lulusan SMP ‘biasa-biasa saja’ yang tidak menerapkan sistem KBK (masih menggunakan kurikulum 2004). Yang menjadi permasalahan adalah, sistem PSB di SMA-SMA Negeri saat ini menyamaratakan nilai UAN yang digunakan mendaftar. Alhasil, siswa-siswi lulusan SMP ber-KBK berada di peringkat yang lebih rendah dari siswa-siswi lulusan SMP berkurikulum 2004. Hal ini menyulitkan siswa-siswi lulusan SMP ber-KBK untuk mendaftar di SMA-SMA Negeri unggulan, karena nilai mereka yang rendah. Beberapa siswa-siswi lulusan SMP ber-KBK berharap mereka mendapat prioritas untuk masuk ke SMA-SMA unggulan.
Rendahnya nilai UAN siswa-siswi lulusan SMP ber-KBK adalah disebabkan karena bobot soal ujian yang lebih sulit dibandingkan soal ujian SMP non KBK. Salah satu contohnya adalah dalam ujian bahasa Inggris, SMP ber-KBK mengujikan soal Listening, sedangkan SMP non KBK tidak. Para orangtua/wali murid kemarin mendatangi kantor Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) untuk memperjelas hal ini, tapi sampai akhir pembicaraan belum ada kepastian yang memuaskan orangtua/wali murid. Orangtua/wali murid berniat akan menempuh jalur hukum. (Sumber: Good Morning, Trans TV 11 Juli 2006).
Sistem KBK, yang baru diperkenalkan sejak tahun 2005, yang diharapkan bisa memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia ternyata masih bermasalah. Ada apa dengan sistem pendidikan nasional? Tanya kenapa?