Tamparan Inspirasi Bisnis: “Baru Pertama Kali Berbisnis? Mulai deh dengan Dagang Barang!”

Slap!

Halo teman-teman, lama banget ya gw nggak bikin postingan. Di tulisan sekarang, gw pengen cerita tentang sesuatu yang “menampar” gw banget. Tulisan ini bakal cukup panjang, tapi kalo nggak mau baca panjang-panjang, inti tulisan ini tuh gini: kalau teman-teman mau belajar buka usaha/bisnis, mulai deh dengan dagang barang!

Jadi, hari Minggu, 18 Maret 2012 yang lalu, gw dan istri gw @momopururu berkunjung ke rumah dua orang pebisnis. Pertama ke rumah pemilik usaha penjualan cloth diaper (clodi), popok diapers yang bisa dicuci. Kedua, ke rumah sahabat gw @sidicx & @lenidisini yang baru melahirkan putri pertama mereka. Mereka punya bisnis jualan macem-macem cemilan dengan bendera Sobat Ngemil.

Dari dua tempat itu, mendengar cerita bisnis mereka, gw mendapatkan inspirasi bisnis yang luar biasa, saking luar biasanya sampai gw merasa “tertampar”.

Intinya, bisnis mereka yang umurnya baru beberapa bulan aja udah bisa menghasilkan omset (dan keuntungan) yang besar, jauh lebih besar dari 3 bisnis yang pernah (dan sedang) gw miliki. Gw yang udah mulai bisnis dari 2006 (6 tahun!) kok ya belum bisa menyamai mereka, deket aja nggak..

Ternyata jawabannya simpel: mereka belajar bisnis dengan cara sederhana, yaitu berdagang. Gw (dan partner-partner gw dulu) belajar bisnis dengan cara yang rumit.

Clodi OnlineshopDi rumah pertama, mbak Salis dan Fia, dua orang sahabat yang masing-masing sudah jadi istri, jualan clodi sejak April 2011 tahun lalu (baru 11 bulan!) lewat toko online mereka, clodionline.com. Dengan channel penjualan lain kaya lewat Facebook dan Kaskus, pastinya juga lewat mulut ke mulut, sekarang mereka bisa dapet omset 30-40 juta sebulan!

Sobat NgemilDi rumah kedua, @lenidisini yang jadi full-time mom, didukung habis-habisan oleh suaminya @sidicx (yang bekerja) untuk berbisnis. Mereka pernah bikin merek cemilan sendiri, sebelum akhirnya Leni menjual berbagai jenis cemilan seperti kripik Karuhun dan lainnya, lewat Facebook, Twitter, BBM, dan mulut ke mulut dengan brand Sobat Ngemil. Saat gw tanya berapa omsetnya, Leni bilang udah sekitar 10 jutaan!

Oke, omset (pemasukan total) emang gede. Tapi profitnya gimana? Gw emang nggak nanya berapa keuntungan bersih yang mereka dapet (profit biasanya info sensitif), tapi biasanya yg gw tahu, untuk barang consumer good kaya gini, margin keuntungannya antara 20-40%. Ambil nilai yang agak jeleknya, 25%. Buat yang baru belajar bisnis, lumayan (banget) bukan?

Kesamaan pertama dari dua bisnis ini: kedua bisnis tersebut adalah bisnis permulaan mereka! Clodi online adalah bisnis pertama Salis dan Fia. Sobat Ngemil adalah bisnis kedua Leni, setelah sebelumnya jualan kaos dan merchandise bertema Indonesia di Talknesia. Artinya, mereka sedang belajar bisnis!

Kesamaan kedua: bisnis permulaan mereka itu bisnis dagang! Model bisnisnya ‘primitif’, amat ga canggih dan keren dibandingkan dengan model bisnis freemium lah, B2B lah, B2B2C lah. Model bisnisnya amat gampang dijelaskan: cari supplier, beli barangnya, jual lagi dengan harga lebih mahal buat dapet untung. Sesimpel itu.

Gimana cerita bisnis gw?

Profile Picture Ilman

Sejauh ini, gw punya pengalaman memiliki tiga bisnis. Semuanya bisnis yang berbasis Internet. Dua yang pertama sudah tidak dilanjutkan lagi, satu yang masih berjalan. Keren kan, bisnis gw pas banget dengan sesuatu yang booming saat ini, bisnis Internet! Tapi lihat hasilnya, masih di bawah bisnis dagang yang baru jalan beberapa bulan!

Bisnis pertama gw di bidang jasa berbasis proyek. Tepatnya jasa web konsultan, membantu institusi/perusahaan buat eksis di Internet. Didirikan sambil kuliah semester 2 di 2006 dan dijalanin full-time dari Oktober 2009 sampai kita bubarkan di April 2011. Karena proyek-proyek bikin website yang kita dapat tidak rutin pasti setiap bulan ada, omset bulanannya pun naik turun, bahkan di laporan keuangan sering ruginya kalau sedang tidak ada proyek yang dikerjakan.

Bisnis kedua gw adalah unit bisnis atau anak perusahaan dari bisnis yang pertama, yaitu jasa web hosting. Didiriin tahun 2008 oleh partner gw sendirian secara pribadi, tapi tahun 2009 digabung di bawah manajemen perusahaan yang pertama di atas. Omsetnya bisa mencapai rata2 omset Clodi Online, tapi industri web hosting itu marginnya tipis banget, dapet 20% juga udah bagus.

Akhirnya unit bisnis ini dijual 100% ke perusahaan lain pada April 2011 saat bisnis pertama di atas dibubarkan. Alhamdulillah bisnis yang ini nggak sia-sia karena bisa selesai dengan lumayan menguntungkan 🙂

Bisnis ketiga gw adalah bisnis berbasis komunitas online bagi mahasiswa/alumni kampus gw. Dari didiriin tahun 2007 sampai sekarang, kita masih terus mencari model pendapatan yang stabil. Bisnis yang ini masih gw jalanin, jadi mari lihat perubahannya nanti.

Gw nggak bilang bisnis web konsultan, bisnis web hosting, dan bisnis berbasis komunitas (secara umum) nggak nguntungin ya. Gw bisa kok nyebutin beberapa perusahaan di bidang itu yang nguntungin.

Tapi masalahnya, ketiga bisnis gw itu dijalankan oleh pemula dalam bisnis, yang masih harus banyak belajar bisnis. Makanya, bukan salah jenis bisnisnya, tapi ilmu bisnis gw dan para partner gw yang masih cetek banget buat menjalankan model ketiga bisnis berbasis Internet itu.

Walaupun kondisinya nggak bagus-bagus amat, ketiga bisnis itu tentunya nggak mau gw sebut gagal. Pengalaman dan ilmu-ilmu bisnis yang didapat saat menjalaninya tetep amat sangat berharga sekali bwt gw dan bisnis gw berikutnya nanti.

“Setiap orang punya jatah gagal dalam bisnis. Jadi yang perlu kita lakukan ya menghabiskan jatah gagal itu dengan terus menciptakan bisnis-bisnis baru, sampai akhirnya kita bisa bisa sukses”.

@AdezAulia, mentor bisnis gw sekarang.

Setelah gw refleksikan kisah sukses Clodi Online dan Sobat Ngemil ke pengalaman bisnis gw sendiri, gw mendapat pencerahan: kalau sedang belajar memulai bisnis, sebaiknya dagang aja!

Kalau belum pernah bikin bisnis, jangan susah-susah bikin bisnis pertama kali yang rumit yang model bisnisnya nggak jelas. Yang kalo ditanya dua pertanyaan dasar ini aja gelagapan jawabnya: “siapa target marketnya?” dan “bagaimana penghasilan didapatkan?

Jadi kalau mau belajar bisnis, belajarlah dagang (barang). Cari pembeli, cari supplier, beli barang dari mereka, jual dengan harga ditambah margin keuntungan, lalu ulangi terus sampai tak terhingga atau sampai bosan.

Kenapa pemula bisnis harus mulai dengan dagang?

Me @ Blok A, Tanah Abang, Jakarta

Ini beberapa alasannya:

Satu, bisnisnya bisa segera dijalankan. Ga perlu makan waktu lama dulu membuat produk lah, ga perlu lama-lama bikin business plan lah, ga perlu belajar/sekolah bisnis dulu lah. Asal udah nemu pembeli, dapet supplier dengan harga OK, saat itu juga udah bisa mulai berbisnis dan mendapatkan penghasilan.

Dua, kita bisa fokus pada aspek penting bisnis: menjual. Kita ga perlu berpusing-pusing produksi barang. Dengan menjual langsung, kita juga bisa belajar hal yang amat penting dalam bisnis: pasar (market). Kita jadi kenal apa kebutuhan mereka, apa yang mereka tidak sukai, kita bisa punya ilmu meyakinkan orang lain untuk membeli barang kita, dsb.

Tiga, modalnya murah. Ga perlu modal besar-besaran untuk mulai jualan, bahkan bisa ga perlu modal.

Misalkan kita nemu tempat yang jual aksesoris lucu dan murah dengan harga satuan 10 ribu. Kita bisa foto-fotoin produknya dulu, lalu kita bisa tawarin itu misalnya dengan harga 15 ribu ke orang-orang terdekat. Setelah terkumpul beberapa pesanan sekaligus, baru deh kita beli barangnya. Ga perlu keluar modal duluan bukan?

Empat, dikembanginnya mudah, omset bisa selalu meningkat. Semakin banyak yang beli, omset (dan laba akan meningkat terus). Kita bisa terus nyari inovasi untuk ningkatin omset. Misalnya kalau udah jalan dari mulut-ke-mulut, kita bisa nawarin lewat Internet. Kalo udah makin banyak yang beli, kita bisa cari reseller yang bisa menjual barang kita, sehingga omset berlipat ganda. Dan seterusnya.

Lima, dagangan kita bisa ditinggalkan kapanpun kalo kita udah nggak mau ngejalanin. Dengan sistem ‘jual putus’ alias abis barangnya dituker dengan duit dan kita ga punya kewajiban lagi ke pelanggan, kita tidak terikat dengan pelanggan. Kalo kita berenti jualan, paling ditanyain ama pelanggan-pelanggan kita, “kok ga jualan lagi sih?”.

Bisa juga, kita minta orang yang kita percayain buat jalanin bisnis kita sepenuhnya, tinggal bagi hasil ke kita sebagai pemilik. Passive income bukan?

Enam, ilmu dagang itu pasti kepake di bisnis-bisnis selanjutnya! Bisnis kan intinya dagang/menjual ya. Konsultan dagang jasa problem solving, maskapai penerbangan dagang jasa angkutan, bisnis TV dagang acara-acaranya ke pemasang iklan, dan sebagainya!

Jadi kalo pertama kali belajar berbisnis mulai dari pelajaran dasar yaitu berdagang, pas pelajaran lanjutnya kita bisa berdagang hal-hal lain yang lebih menguntungkan dari dagangan pertama kita.

Itulah mengapa, sekarang gw dan istri gw @momopururu memulai bisnis baru lagi (yang keempat buat gw!). Kembali ke dasar seperti tulisan gw ini, yaitu jualan. Jualan apa? Insya Allah berikutnya gw ceritain ya 😉

Bagaimana menurut teman-teman semua tentang opini gw ini, benarkah seharusnya pengusaha pemula memulai bisnisnya dengan berdagang? Berikan pendapatmu di komentar yaa..

Join the Conversation

18 Comments

  1. Menurut gw, tidak ada rumus yang pasti bisnis model seperti apakah yg hrs dijalankan pemula ketika merintis usahanya. Buktinya banyak kok businessmen/=women di luar sana yg sukses dengan bisnis pertama mereka padahal modelnya bukan berjualan 🙂
    Semua akan kembali ke model kita menjalankan usaha tersebut, seberapa keras kita melakukannya, dan diakui atau tidak “suratan tangan dari Yang Maha Kuasa”.

    Kenapa seperti itu? Misalkan saja ada 2 orang yang melakukan bisnis yg sama, dengan model yg sama, harga sama, kualitas barang sama (bahkan suppliernya sama), tetapi tetap saja hasilnya akan berbeda. Bahkan salah satunya akan mungkin untuk gulung tikar.

    Sau hal yg selalu gw ingat dari pengalaman bisnis kecil gw dulu, hingga kini menjadi karyawan kembali adalah bahwa yang terpenting untuk dilakukan setiap kita terus berusaha mencari sampai model yang tepat itu kita temukan, either as enterpreneur ataupun karyawan. Memang terdengar klise, karena banyak orang merasa hanya menjadi pengusaha lah kita akan memperoleh kebebasan/freedom yg didamdakan. Tetapi dalam kenyataannya (tanpa merasa sok religius) apa yang telah disiapkan oleh-Nya itu benar adanya dan indah pada waktu-Nya.

    Selama kita terus berusaha, balance antara kehidupan profesional dan personal/sosial/keluarga, maka semua yg dijalani akan fun 🙂

    1. Yap, bisnis itu bukan science, jd ga ada rumus kesuksesan yg pasti..

      Tentang memulai bisnis dgn jualan barang, poin gw sih lebih ke “memulai berbisnis kalo belum punya pengalaman/ilmu bisnis sebelumnya”.

      Kalo belum punya basic ilmu bisnis (sama sekali), masa sih kepikiran ada model bisnis lain selain dagang? Dan kalo kepikiran, ngejalaninnya pun nggak maksimal, kaya bisnis2 gw sebelumnya dulu, yg jalannya kurang oke karena kita belajar sambil jalan 😀

      1. “Kalo belum punya basic ilmu bisnis (sama sekali), masa sih kepikiran ada model bisnis lain selain dagang? Dan kalo kepikiran, ngejalaninnya pun nggak maksimal”

        Agak gak setuju sih. Karena bisa aja belum punya basic ilmu bisnis tapi kepikiran model bisnis selain dagang dan ngejalaninnya maksimal. Tergantung individu masing-masing lagi, tergantung kekonsistensian dan kekerasan usaha individu tersebut.

        Tapi setuju untuk keseluruhan postingan di sini. Mulai bisnis dengan berdagang dulu, terutama untuk saya 😀

  2. Tulisan ini ada benar juga buat saya, sebelumnya saya juga merintis bisnis di Internet yang dalam bentuk Magazine / News Portal, dan sampai saat ini pun belum menemukan formula yang pas untuk mendapatkan penghasilan yang stabil.. hmm..

  3. mantap tulisannya bang Ilman!!

    mau nanya pendapatnya nih bang. gimana kalo skenarionya begini
    ada seorang anak dari keluarga yang bapaknya wiraswasta
    si anak dimasa depan akan meneruskan perusahaan bapaknya
    apakah sebaiknya dia belajar bisnis kecil2an dulu biar ga canggung ketika udah megang perusahaan yang udah jalan?

  4. nggak gitu juga man, gak harus mulai dari dagang. Banyak kok yang sukses tanpa mulai dengan bisnis dagang.

    Bisnis lu yang jasa web konsultan juga bagus, cuman mungkin memulai dengan cara yang rumit yg sebenarnya bisa dibuat simpel. Jangan sampai frame berpikir “harus dagang dulu” membuat lu menjustifikasi bahwa bisnis lu sebelumnya gak bisa maju gara2 itu.

    1. yah, dalam bisnis semua bisa terjadi emang, dan emang nggak ada formula yg pasti.. tapi dari pengalaman yang gw rasakan dan tuliskan di sini, gw yakin dengan apa yg gw katakan kok..

      poinnya ada di dagang = belajar bisnis. kalau mau memulai bisnis tanpa dagang jg emang bisa sukses, tapi artinya dia udah nggak dalam fase belajar lagi dan udah punya ilmu2 bisnis yang mendukung bisnisnya itu:)

  5. Bisnis ada rumusnya kok… 🙂
    Waktu sy jd kuli dikampus dulu, dosen ekonomi sy menerangkan bahwa bisnis artinya adalah “kegiatan/gerakan” : utk mendapatkan keuntungan (uang).
    Jd kalo mau tau rumus “gerak”, inget pelajaran fisika tentang rumus “gerak” ya..hehhe. :), Jd krn BISNIS ilmu ekonomi bkn fisika, mk rumusnya menjadi : *** BISNIS = Ide/Konsep+Uang(modal)+Produk(jd produsen atau pedagang)+Daftar Calon Pelanggan+Workshop/toko+Karyawan/partner+Promosi+ pembeli/client.*** Nah ituh rumus yg sy punya setelah tamat jd kuli..lalu sy praktekin, trnyata tidak bertahan lama lalu “Gatot “alias gagal total 🙁 Lalu dr pengalaman Mr.Gatot ituh saya dpt ilmu lg. Ternyata ada +faktor “X” lagi yaitu: “Loyalitas pelanggan+CSR (Corporate Social Responsibility) / Sedekah”. Nah itu saja masukan dr sy. Utk keterangan Rumusnya bs cari” bareng Mr.Google.
    -salam sukses-

  6. Setuju. saat ini saya ngejalanin bisnis dagang dengan produk unggulan yang cukup booming. penjualan terfokus pada Online Shop. Produsenya pun ada di lingkungan saya tinggal. Karena Suplyer saya adalah langsung produsen maka saya pun bisa mendapatkan harga kulakan terendah dan menjualnya dengan harga bersaing murah pula. Akan tetapi setelah 3 tahun ini Omset menjadi tidak setabil – dan analisa saya adalah mungkin salah satunya karena sekarang Suplyer saya (produsen) sudah mulai mengembangkan penjualan ke sistem Online shop dengan harga pabrik. dan para Reseller seperti saya dan teman-temanpun gagal bersaing harga

    untuk itu saat ini saya sedang browsing mencari peluang bisnis jangka panjang dengan fokus menciptakan produk sendiri, lalu memasarkanya dengan dasar pengalaman berdagang Online shop selama ini. Semoga segera mendapatkan inspirasi kreatif, Aamiin

  7. Kegagalan itu prosfektif yang org katakan bagi mereka tdk bisa bangun dan bangkit kembali ketika terjatuh.
    Semoga menjadi inspirasi bagi kita smua dr pengalamannya gan.

Leave a comment

Leave a Reply

%d bloggers like this: