Minggu lalu, ada sebuah SMS tiba-tiba masuk (sudah ditulis ulang tanpa mengubah kata dan makna agar lebih enak dibaca):
Assalamu’alaikum wr.wb.
Salam kenal mas, saya Irfan mahasiswa UPI Bandung.. Saya tahu mas pernah jadi Mapres (Mahasiswa Berprestasi) di Fasilkom UI.. Kalo boleh, saya mau minta karya tulisnya.. Kebetulan saya juga tertarik dengan ajang pemilihan mapres.. Terimakasih.. Maaf mengganggu
Saya lalu bertanya apa alamat emailnya dan dari mana dia tahu nomor HP saya.
[censored]@yahoo.com. Tahunya dari slidenya mas Ilman yg dari Slideshare.. Saya juga dulu pernah SMS mas.. Makasih sebelumnya mas.. Saya terinspirasi dari prestasi mas Ilman yang ada di salah satu PDF mas tentang training CV..
Menurutmu, saya akan mengirim karya tulis mapres saya ke emailnya nggak?
Di kesempatan lain, ada sebuah email masuk dari subscriber blog saya (juga sudah ditulis ulang tanpa mengubah kata dan makna agar lebih enak dibaca):
Terimakasih banyak mas ilman ilmunya. Memberi tanpa saya minta 🙂
Oya, kebetulan saya lagi mengembangkan organisasi sosial di universitas jember yang bergerak di bidang pendidikan dan kesehatan, ke depan akan kita kembangkan lagi ke bidang pertanian. Karena jember memiliki potensi pertanian yang sangat unggul.
Selama perjalanannya hampir 2 tahun ini berbagai permasalahan kami temukan yang mencoba mengganggu keistiqomahan kami. Dan salah salah satunya terkait fundrising.
Sangat senang klo mas ilman mau berbagi cara-cara tembus di perusahaan untuk dapatkan dana-dana CSR, atau yang lainnya. Mungkin juga ada contoh proposal dan list perusahaan yang bisa kami masuki.
Terimakasih mas ilman,
Best wishes.
Untuk permintaan yang ini juga, menurutmu saya bakal balas emailnya dan membantunya nggak?
Sepertinya cukup jelas ya, untuk kedua permintaan tolong di atas, saya pasti akan membantu mereka dengan sangat amat senang hati.
Minta tolong kepada orang lain itu mudah lho sebenarnya. Baik minta tolong secara langsung khususnya untuk orang yang sudah kita kenal, atau minta tolong ke orang yang tidak kita kenal lewat SMS & email (media lain seperti Twitter termasuk). Mudah, karena dasarnya setiap orang PASTI mau menolong.
Meskipun cukup mudah, sayangnya masih ada yang belum tahu cara yang sopan dan baik untuk meminta bantuan kepada orang lain. Saya pernah loh menerima yang seperti itu 🙂
Oleh karena itu, di postingan ini saya mau mencoba berbagi caranya meminta tolong kepada orang lain. Khususnya ke orang yang kita belum kenal secara pribadi, lewat media SMS & email seperti contoh yang ada di atas.
—
1. Pastikan dia orang yang tepat untuk kamu mintai tolong
Sebelum minta tolong, pastikan kamu mengetahui latar belakang orang yang hendak kamu mintai tolong. Kalau kamu belum mengenalnya, googling saja.
Jangan sampai kamu mempermalukan diri sendiri dengan meminta tolong hal-hal yang tidak sesuai dengan kemampuan orang yang mau dimintai tolong.
2. Perkenalkan diri sendiri, dan ceritakan KENAPA mau minta tolong
Ini cukup jelas ya, jangan sampai orang yang mau kamu mintai tolong bilang begini, “HELLOO, SIAPA ELOOH?” XD
3. Apresiasi dengan tulus, jadikan ia merasa penting
Prinsip ini bisa dipakai dalam berhubungan dengan orang lain dalam kondisi apapun, nggak cuma dalam kondisi minta tolong. Hal ini, jika kita lakukan, akan membuat kita diperhatikan dan disukai oleh orang lain.
Setiap orang, siapapun dia, pasti ingin dianggap penting dan bermakna oleh orang lain. Oleh karena itu, apresiasi terlebih dahulu orang yang akan kita mintai tolong, jadikan ia merasa penting dan bermakna bagi kita.
Dengan melakukan ini, dijamin, kita akan langsung mendapat perhatian orang yang ingin kita mintai tolong, dan ia akan langsung menyukai kita. Kalau orang lain sudah percaya dan menyukai kita, ia akan dengan senang hati mendengarkan apa yang akan kita katakan berikutnya (bahkan saat kita merepotkan dia dengan meminta tolong kepadanya!)
Hal ini tertulis dalam buku legendaris “How to Win Friends and Influence People” dari Dale Carnegie. Menurut Carnegie, semua orang pada dasarnya suka dimintai bantuan. Karena kalau dimintai bantuan, artinya kita dianggap penting dan memiliki sesuatu yang ‘lebih’ untuk membantu orang lain kan?
Seperti di contoh pertama, dia langsung “merebut” perhatian saya dengan mengapresiasi bahwa saya pernah menjadi Mahasiswa Berprestasi di kampus dulu. Di contoh kedua, dia berterimakasih atas tulisan yang saya kirimkan ke emailnya, dan mengatakan bahwa saya “memberi tanpa diminta”.
Selalu, dan selalulah mengapresiasi orang lain atas kelebihan atau kebaikan yang mereka miliki. Apalagi sebelum meminta tolong kepadanya.
Note: apresiasi ini harus keluar dari hati, bukan cuma sekedar pemanis mulut saja. Kerasa bedanya kok mana yang tulus, mana yang menjilat.
4. Jangan lupa kata saktinya: tolong atau “mohon bantuannya”.
Sudah cukup jelas lah ya. Langkah ketiga tadi adalah langkah untuk “merebut” perhatian dan kepercayaan dari orang yang dimintai tolong. Tapi tanpa mengucapkan kata tolong, ya wassalam. Kita akan dianggap tidak sopan.
5. Ucapkan kata terimakasih, serta maaf
Kata sakti berikutnya, adalah terimakasih. Sepertinya nggak perlu dijelasin ya kenapa harus makasih.
Lalu tentang maaf, saya sendiri sering menambahkan kalimat “maaf kalau merepotkan”. Memang terdengar basa-basi, tapi saya sendiri memang akan merasa nggak enak kalau merepotkan orang lain dalam berbagai hal. Silakan disesuaikan dengan gaya bicara & perasaan masing-masing saja, yang penting terimakasihnya jangan sampai ketinggalan!
6. Jangan mendesak, jangan merasa diri kita yang paling penting
Jangan merasa diri kita paling penting, sehingga kita mendesak orang yang kita mintai bantuan untuk segera membantu kita.
Saya pernah mendengar cerita orang yang annoying banget, terus menerus menghubungi (lewat SMS atau lewat email) orang yang dimintai bantuan, karena permintaannya belum dipenuhi juga.
7. Makanya, kalau minta bantuan jangan mepet!
Enuff said ya, kalau nggak pengen mendesak-desak orang yang mau kita mintai tolong, minta bantuannya jangan mepet!
8. Jangan takut untuk mengingatkan orang yang kita mintai tolong
Kalau orang tersebut sudah bilang iya dan komitmen akan membantu, namun sampai mendekati batas waktu yang kita harapkan dia belum melakukannya, kita boleh kok mengingatkan dia. Tentu saja, asal bahasanya juga sopan, jangan sampai annoying.
Kalau dia sudah bilang oke, berarti memang oke, bukan berarti dia nggak mau bantuin. Mungkin dia lupa atau ada kesibukan yang lainnya yang lebih penting dari kita.
Saya sih akan sangat senang kalau diingatkan kalau kita belum membantu dia. Kalau kita tidak bisa membantu orang lain, kita kehilangan kesempatan untuk berbuat baik!
—
Buat penutup, ini yang saya lakukan saat meminta tolong ke mas Billy Boen, founder Young on Top, untuk menuliskan kata pengantarnya untuk buku saya 101 Young CEO.
Saya memang sudah kenal beliau secara pribadi, dulu saya pernah mengerjakan versi awal websitenya. Tapi tetap saja, langkah-langkah di atas harus saya lakukan karena saya amat menghormati beliau.
Pertama banget, lewat email:
Dear Mas Billy, apa kabar?
Lama nggak kontakan ya..
Btw langsung ya mas, gini, alhamdulillah aku dapet kesempatan untuk berkarya seperti mas Billy juga, buat bikin buku 😀
Sekarang bukunya udah hampir selesai, judulnya “101 Young CEO” yang akan diterbitkan oleh Penerbit Tiga Serangkai. Buku ini tujuannya untuk menginspirasi anak2 muda usia SMA dan kuliah untuk membuat mereka berbisnis sedini mungkin..
Isinya adalah tentang profil para pengusaha muda di bawah usia 30 tahun, bagaimana mereka memulai bisnisnya hingga sukses seperti di bawah ini.. Juga beberapa ilmu bisnis yang saya dapatkan dari berbagai orang, berbagai komunitas, dan berbagai sumber lainnya..
Nah, lewat email ini, saya bermaksud meminta tolong mas Billy untuk menuliskan endorsement untuk buku ini.. Apakah mas Billy bersedia?
Aku tunggu jawabannya, terimakasih banyak ya mas.. 🙂
Salam semangat,
Tapi karena lewat 3 hari belum ada jawaban, aku email ke personal assistantnya mas Billy:
Dear Dini,
Salam kenal, saya Ilman. Saya blogger, pernah memiliki usaha sendiri namun sekarang sedang bekerja sambil melanjutkan kuliah S2 di bidang bisnis kreatif. Tahun 2011 lalu saya intensif berhubungan dengan mas Billy karena saya membuatkan website mas Billy versi pertama kalinya.. Oh iya, usia saya saat ini 25 tahun..
Langsung aja, jadi sekarang saya sedang menulis buku dengan judul 101 Young CEO yang akan diterbitkan oleh Penerbit Tiga Serangkai. Buku ini tujuannya untuk menginspirasi anak2 muda usia SMA dan kuliah untuk membuat mereka berbisnis sedini mungkin.. Isinya adalah tentang profil para pengusaha muda di bawah usia 30 tahun, bagaimana mereka berjuang memulai bisnisnya hingga sukses seperti di bawah ini..
Karena nilai-nilai yang terkandung di dalam buku ini sesuai dengan nilai-nilaiYoung on Top yang mas Billy usung, saya bermaksud meminta mas Billy untuk memberi kata pengantar (beberapa paragraf saja it’s fine) atas buku ini..
Apabila mas Billy bersedia, saya akan kirimkan draft naskahnya.
Ditunggu kabarnya, terimakasih banyak atas perhatiannya ya.. 🙂
Salam young on top!
Sambil menunggu balasan dari Dini, saya kontak lagi mas Billy lewat Twitter, karena beliau memang aktif Twitteran,
@BillyBoen pagi, mas Billy! apa kabar? 🙂 mas, aku nulis buku “101 Young CEO”, ttg profil & perjuangan pengusaha2 muda Indonesia <30 tahun #
Disambung lagi, karena twit yang tadi tidak muat
@BillyBoen mengingat valuenya sejalan dgn value Young on Top, apakah mas Billy berkenan memberi kata pengantar beberapa paragaf? thanks! 🙂 #
Eh alhamdulillah ga lama langsung dibales!
Siap, kirim naskahnya. RT @BillyBoen: Pagi mas, aku nulis buku “101 Young CEO”, ttg profil & perjuangan pengusaha2 muda Indonesia <30 tahun #
Kemudian dengan dibantu Dini untuk tahu jadwal mas Billy, saya bertemu mas Billy Boen langsung. Sisanya sudah jadi sejarah, mas Billy Boen tercatat menuliskan kata pengantar untuk buku pertama saya, 101 Young CEO.
Jadii, jangan pernah takut untuk minta tolong kepada orang lain, karena pada dasarnya semua orang pasti bersedia membantu sesamanya. Kalau nggak bersedia, mungkin cara dan sikap kamu masih kurang oke 🙂
Semoga tulisan ini bermanfaat, dan jika iya, silakan sebar di Twitter & Facebook ya 🙂
Photo Credit: LeonArts.at via Compfight cc
Thanks Mas llman, tulisan di atas memberikan wawasan yang bermanfaat kalau saya nanti nulis buku. 😀
Btw, cara konfirmasi/follow up untuk wawancara ke seseorang via email, yang disampaikan via twitter, yang sopan kira-kira gimana ya Mas? Jadi bingung karena belum kenal secara personal dengan orangnya.
Dengan jangka pendek , aku terasa puas atas informasi/penjelasan diberikan oleh mas ilman, oleh krna itu cuma menuju sampaikan termakasih banyak, sedangkah blum selesaikan S1, akan tetapi dipakai ke masa depan,,,Semoga tuhan yang Masa ESA memberkati juga semangat !!!
hmm begitu ya.. trims mas atas tulisanya, bermanfaat banget bagi saya 😀
Terima kasih atas artikelnya 🙂
We flow rocks andotoba victim Ariik ago Ari outflow from there how unifa help Nagara Yanga us Anya hooked saca see the incident let’s tire Help those who need to get out