Kemarin, lewat status saya di Facebook, saya melakukan survei kecil-kecilan di kalangan teman-teman saya, apakah mereka mendukung Jokowi jadi Presiden RI, atau mereka mendukung Jokowi tetap jadi Gubernur DKI.
Hasilnya, dari 23 orang yang voting, 10 orang mendukung Jokowi sebagai Presiden RI, 13 orang mendukung Jokowi masih jadi Gubernur DKI.
Menarik nih, lihat obrolan-obrolan teman-teman saya yang mendukung Jokowi sebagai Presiden. Sebagai orang yang mendukung Jokowi jadi Presiden RI tapi nggak untuk 2014 ini, saya mau menuliskan alasan-alasn mereka yang mendukung Jokowi jadi Presiden di status saya tersebut plus opini saya terhadap alasan-alasan tersebut.
—
Gw pilih Jokowi jadi presiden karena hanya dengan begitu dia bisa solve masalah jakarta secara menyeluruh.
Banyak masalah detail di Jakarta yang nggak bakal diperbaiki sama Jokowi kalau dia jadi Presiden. Misalnya kasus korupsi TransJakarta berkarat baru-baru ini. Atau pemindahan kaki lima di Tanah Abang. Itu kan bukan tugas presiden tapi gubernur, jadi bagaimana bisa bilang kalau Jokowi jadi Presiden masalah Jakarta akan bisa diperbaiki secara menyeluruh?
Meskipun Ahok kuat, tapi kita percaya Jokowi juga sama kuatnya kan? Mereka akan sangat kuat berdua membereskan Jakarta sampai yang sekecil-kecilnya. Ingat, jadi Presiden artinya tanggung jawabnya meliputi seluruh negara, bahkan sampai harus pergi-pergi ke luar negeri untuk mewakili negara ini. Bagaimana bisa bilang dia akan fokus memperbaiki masalah Jakarta saja?
Kalo dia (Jokowi) gak maju sekarang, kandidat yang bakal maju: 1. Prabowo – ini bakal jadi soeharto jilid kedua. semua oposisi bakal dibungkam dan dia gak akan segan2 untuk ngebunuh lawan politik. gw ogah. 2. Bakrie – gw gak mau indonesia dikapling2in dan golkar jadi penguasa – gak sudi, 3. wiranto, dahlan iskhan, gita dkk – sama aja gak ada track record memimpin dengan oke sebelumnya plus gak ada prestasi yang wow.
Saya nggak ngomongin calon-calon presiden yang lain ya.. Yang saya peduli karena saya menaruh harapan padanya ya Pak Jokowi ini.
Saya cuma mau bilang, nanti kalau Pemilu legislatif sudah selesai, dan KPU sudah mengumumkan calon-calon presidennya, let’s choose the best worst, terbaik dari yang terjelek.
Lagi pula, Jokowi belum resmi jadi calon presiden PDI Perjuangan lho. Ada hipotesa bahwa Megawati memberi mandat Jokowi sebagai capres, hanya untuk menaikkan suara PDI Perjuangan saja, numpang tenar nama Jokowi.
Supaya Ahok jadi Gubernur, bisa gebrak lebih banyak di jakarta.
Hampir sama kaya poin satu, mereka pasangan yang cocok hanya kalau berdua, saling melengkapi. Jokowi lembut, Ahok keras. Jokowi turun ke rakyat, Ahok turun ke birokrasi di Pemda dan jajarannya. Jokowi memberi harapan, Ahok memberi peringatan.
Dan ya, janji-janji saat kampanye gubernur-wakil gubernur itu kan janji mereka berdua, Jokowi – Ahok. Kalau ditinggal Jokowi jadi presiden, apa kabar Jakarta Baru yang mereka gadang-gadang saat kampanye?
Indonesia darurat kepemimpinan. Rasanya nggak adil liat Jakarta bagus tapi indonesia terpuruk.
Well, IMO, Pak Jokowi juga belum menunjukkan jiwa pemimpin dan negarawan. Di Solo, belum selesai masa jabatan yang kedua, sudah maju jadi calon gubernur Jakarta, terus terpilih. Oke deh gapapa karena sudah selesai masa jabatan yang pertama, dan cuma sisa dikit lagi masa jabatan di Solo (1,5 tahun lagi ya?).
Tapi di Jakarta ini, belum tuntas periode loh, bahkan baru 1,5 tahun, kok ya udah mau maju jadi calon presiden? Saya mengagumi Jokowi, namun sayangnya beliau sangat cinta partainya, sehingga dia mengutamakan apa kata partainya. Makanya, sekali lagi lebih baik beliau tidak kita pilih kalau benar-benar maju jadi presiden.
—
Bagaimana dengan Janji-janji Jokowi?
Tambahan, saya mau mengangkat spesifik tentang janji. Yah, kita udah tahu sama tahu bahwa politik itu isinya janji-janji manis doang ~ btw pilih caleg yang bener yuk, jangan sampe terjebak janji doang.
Begitu Jokowi jadi Gubernur DKI, saya percaya bahwa beliau – bersama Ahok wakilnya akan membawa perubahan di Jakarta, bahwa Jokowi akan memenuhi janji-janjinya saat kampanye dulu.
Dalam bisnis yang ruang lingkupnya lebih sempit saja, prinsip saat memberi pelayanan adalah under promise, over deliver. Artinya nggak banyak janji-janji, tapi pas memberi pelayanan, itu jauh melebihi yang dijanjikan. Apalagi dalam kepemimpinan masyarakat yang lingkupnya lebih luas dan tanggung jawabnya lebih berat. Pelayanan ke publik tentu harus sesuai dengan yang dijanjikan dan diharapkan masyarakat, kalau nggak ya masyarakatnya akan kecewa dong.
—
Penutup
Jika teman-teman tetap mendukung Jokowi menjadi Presiden RI, tentu saya tetap menghargai dan mengapresiasi pilihan teman-teman.
Namun jika teman-teman seperti saya, mendukung Jokowi tetap jadi Gubernur DKI bersama wakilnya Ahok, lakukan hal-hal ini:
1. Tetaplah mencoblos di pemilu legislatif 9 April 2014 mendatang. Kalau bingung memilih calegnya atau nggak tahu sudah terdaftar atau belum, baca tulisan saya itu.
2. Pilih caleg DPR dari partai lain, selain PDI Perjuangan. Karena kalau PDI Perjuangan mendapatkan kursi minimal 20% di DPR, mereka berhak mengajukan Calon Presiden secara resmi ke KPU. Jokowi ini belum resmi jadi capres dan terdaftar di KPU lho, menunggu hasil pemilu legislatif.
3. Seandainya PDI Perjuangan resmi mengajukan Jokowi sebagai capres resmi, ya sudah, jangan dipilih.
Demikian, saya menulis postingan ini semata-mata mengutarakan kata hati saya sendiri, yang juga dimiliki oleh beberapa teman saya yang lainnya.
Saya percaya Jokowi adalah pemimpin yang hebat, simpatik, dan dipercaya (saya pernah ke Solo dan menanyakan tentang Jokowi ke wong cilik Solo, memang benar Jokowi begini, bukan pencitraan adanya). Karena itu, hati nurani saya berkata bahwa saat ini belum saatnya Jokowi tampil ke permukaan menjadi presiden Indonesia.
Jadi, teman-teman memilih Jokowi sebagai Presiden RI, atau tetap jadi Gubernur DKI?