Siapa pernah berbicara dengan native english speaker, alias orang bule beneran? Bagaimana rasanya pertama kali ngobrol dengan bule?
Saya tidak akan lupa, saat itu tahun 2009, saya di semester terakhir saya di kampus. Saya membantu pelaksanaan WordCamp Indonesia, kumpul2nya pecinta WordPress yang pertama kalinya di Indonesia. Saat itu kita mengundang Matt Mullenweg, Founder dari WordPress ke Indonesia!
Saya diajak oleh mas Valent Mustamin, organizer acara tersebut, untuk menjemput Matt di bandara Soekarno Hatta. Dalam perjalanan menuju bandara, saya gelisah sekali. Deg-degan. Keringat dingin. Nanti gw ngomong apa sama Matt?
Iya, saya belum pede cas-cis-cus dalam bahasa inggris.
Sebetulnya, bahasa inggris saya nggak jelek-jelek amat. Vocab dan grammar saya masuk kategori oke lah, karena bahasa inggris tuh salah satu pelajaran favorit saat sekolah dulu sehingga nilainya bagus-bagus.
Saya juga gemar main komputer, main Internet, main game, hampir setiap hari sejak kelas 1 SMP hingga kuliah, sehingga saya jelas familiar dengan kata-kata berbahasa inggris. Setidaknya di >90% kesempatan, saya tidak perlu membuka kamus lagi saat melihat kata-kata berbahasa inggris. Saya sudah terbiasa membaca dan menulis bahasa Inggris.
Masalahnya, saya belum terbiasa mendengar, apalagi berbicara dalam bahasa inggris. Nonton film berbahasa inggris harus pake subtitle-nya. Dengerin lagu belum pernah bisa menangkap liriknya. Ngomong apalagi, nggak pernah punya lawan bercakap-cakap dalam bahasa inggris.
Sesampainya di Soekarno Hatta International Airport, semakin mendekati waktu tibanya Matt di Indonesia, jantung saya berdegup makin kencang. Saya punya dua kekhawatiran: pertama, nanti saya nggak bisa jelas menangkap apa yang diucapkan oleh Matt, dan kedua, saya nggak bisa ngomong apa yang mau saya sampaikan.
Akhirnya momen yang sangat saya khawatirkan pun tiba. Matt keluar, langsung disapa dan diperkenalkan oleh mas Valent.
Di momen kita saling menjabat tangan dan memperkenalkan diri, detak jantung saya belum berkurang. Kalo bilang hi, I’m Ilman sih anak sekolah dasar juga bisa.
Menuju parkiran mobil, saya berjalan di sebelah Matt. Saya menarik nafas panjang, dan langsung berkata, “Is this your first time in Indonesia?”
“Yes, this is my first time,“ Matt menjawab dengan ramah. Kecepatan jantung saya berdegup turun drastis.
“What do you think about this country?” pada momen ini, semua perasaan negatif yang tadi menempel di kepala, lepas sepenuhnya.
Saya tidak benar-benar ingat selanjutnya dia membalas apa, yang pasti sekarang saya sudah percaya diri untuk berbicara dalam bahasa inggris. Dengan siapapun. Dua kekhawatiran tadi sebenarnya tidak beralasan, yang jadi alasan utama adalah percaya diri.
Nah, kalau kita sudah terbiasa berbahasa inggris secara pasif, sudah bisa membaca & menulis dalam bahasa inggris, tapi masih nggak percaya diri ngomong dalam bahasa inggris, bagaimana cara membangkitkan kepercayaan diri itu?
Jangan pusing dengan “waduh, grammar saya jelek”
Dalam bahasa inggris percakapan (bukan tertulis), percaya deh, nggak ada grammar nazi. Mau salah ngomong kata kerja harusnya bentuk past tense tapi diomonginnya present tense kek, bingung bedanya kapan has, have, had, dipake kek, cuek aja.
Selama pesan kita dimengerti lawan bicara, it’s communication! Yang penting pede men!
Gunakan bahasa yang universal untuk membantu berkomunikasi: bahasa tubuh
Yup, bahasa tarzan tetap tidak ada yang bisa ngalahin. Jadi kalau ada momen kamu kehilangan kata-kata, lupa vocab, atau bingung, gunakan aja isyarat tangan untuk membantu mendeskripsikan apa yang mau kita sampaikan. Dijamin lawan bicara kita, bule sekalipun, ngerti!
Gunakan saja simple english
Buat ngobrol, pake aja bahasa inggris sederhana. Nggak usah pusing memikirkan, “waduh, vocabulary gw sedikit nih, masa harus bawa kamus?”. Kalau pakai kata sederhana aja komunikasinya nyampe, kenapa harus pakai kata-kata dari kamus Oxford?
Daripada milih kata misalnya foe, gunakan saja kata enemy. Daripada milih cab, pakai saja taxi. Daripada bilang exquisite, pake aja beautiful.
Simple english itu dijamin semua orang tahu, plus pronounciation-nya juga sudah amat familiar. Yah, biarin deh omongan bahasa inggris kita dianggap selevel sama anak SD kelas 1 di Amerika, yang penting kan orang lain mengerti apa yang kita omongin
Bule beneran ngerti kok keterbatasan kita
Kalau ngomong sama bule beneran, jangan ngerasa minder atau nggak pede duluan kaya saya dulu hehe.. Kalau kita merasa kesulitan menangkap apa yang dibicarakan oleh mereka, bilang aja, excuse me, could you please speak more slowly and clearly? atau minta mereka mengulangi poin terakhir, I’m sorry, I don’t understand your last sentence. Could you please repeat that point?
—
Jadi bener kan, nggak ada alasan takut atau nggak pede buat ngomong bahasa inggris bahkan ke bule beneran atau native english speaker sekalipun. Di tulisan berikutnya, insya Allah saya bakal sharing tentang cara belajar bahasa Inggris aktif yang mudah dan menyenangkan, bahkan gratis.
Oh iya, mohon bantuannya untuk share tulisan ini kalau dirasa bermanfaat.
Masukkan juga email teman-teman di bawah ini kalau ingin mendapatkan tulisan seperti ini di inbox teman-teman nantinya! 😉
Semoga bermanfaat dan selamat ber-cas-cis-cus ria!
Photo Credit: Ed Yourdon via Compfight cc
Thanks untuk tipsnya yaaa… Berguna sangat!
makasih banget atas tips nya
Email saya. dikiwahyudim@yahoo.com
Email saya ekayopasarda@gmail.com