27165733830_c6c7151daf_b_d

Saat saya kuliah di program S1 Reguler Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, ada program khusus Kelas Internasional. Peserta program ini kuliah sekian semester di Indonesia, lalu dilanjutkan di University of Queensland Australia. Karena mereka dipersiapkan untuk kuliah di luar negeri, perkuliahan mereka dilakukan dalam bahasa Inggris.

Saat itu, tahun 2005, saya merasa wow banget dengan mereka, anak-anak Kelas Internasional yang bisa cas-cis-cus berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Saya sendiri merasa cukup minder, karena memang tidak punya kemampuan bahasa Inggris seperti itu.

Fast forward 11 tahun kemudian ke tahun 2016, alhamdulillah saya sudah tidak merasa minder lagi. Kini, setiap hari saya berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan rekan-rekan kerja lewat chatting atau email, melakukan rapat atau presentasi dalam bahasa Inggris. Alhamdulillah, perjalanan bertahun-tahun belajar bahasa Inggris kini membuahkan hasil. Saya bisa bilang saya punya professional working English fluency, walaupun tidak pernah pergi ke luar negeri atau bekerja di perusahaan asing.

Di tulisan ini saya mau melakukan refleksi diri untuk mencatat progres saya belajar bahasa Inggris, sekaligus mencatat area yang saya masih belum kuasai, dan masih kerja keras menguasainya.

2008

Pertama kali (kayanya) melakukan percakapan bahasa Inggris yang fokus, dalam kompetisi Mahasiswa Berprestasi tingkat fakultas

2009

Pertama kali berbicara dengan bule. Dari minder jadi pede banget. Kisahnya pernah saya tulis di sini.

Pertama kali bicara impromptu beberapa menit dalam bahasa Inggris dalam kompetisi Mahasiswa Berprestasi tingkat universitas.

2010 – 2011

Pertama kalinya intens berkomunikasi dalam durasi yang cukup lama dalam bahasa Inggris. Sekali setahun selama tiga hari, jadi panitia inti dari event WordCamp Indonesia yang pembicara utamanya adalah bule.

2012

Pertama kalinya menulis artikel populer dalam bahasa Inggris.

Pertama kalinya berkomunikasi cukup intens (chatting) dalam konteks profesional.

Kedua hal ini saya alami saat menjadi kontributor untuk TechInAsia.

2013

Tidak banyak yang dilakukan di tahun ini. Dan bahasa Inggris saya juga tidak banyak berkembang.

2014

Pertama kalinya rapat tatap muka dengan bule dalam pembicaraan yang teknis. Tahun ini saya bekerja di agency yang merupakan cabang dari perusahaan New Zealand.

Akhir tahun 2014, saya pindah ke Traveloka, yang segera akan menjadi perusahaan multinasional. Sesekali saya melakukan panggilan telepon dalam bahasa Inggris.

2015

Traveloka ekspansi ke Asia Tenggara, dimulai dari Malaysia. Pertama kalinya punya teman dari Malaysia. Mulai rutin chatting dan email dalam bahasa Inggris, sesekali Skype call.

Lebih banyak lagi meeting dan email dalam bahasa Inggris, karena vendor agency yang kita pakai itu banyak bulenya.

Pertama kalinya rutin presentasi singkat 15-30 menit dalam bahasa Inggris ke rekan kerja lain.

Pertama kalinya presentasi dan jadi pembicara dalam durasi panjang (2 jam) dalam bahasa Inggris. Saya pernah tuliskan di sini.

2016

Pengalaman saya bertambah banyak, terutama berkat Traveloka. Pertama kalinya interview kandidat dalam bahasa Inggris.

Pertama kali membawakan workshop panjang 3-4 jam dalam bahasa Inggris.

Pertama kali menulis dokumentasi pekerjaan dalam bahasa Inggris.

Pertama kalinya nyaman melakukan coret-coretan brainstorming ide dalam bahasa Inggris.

Pertama kalinya setelah 15 tahun, ikut kursus bahasa Inggris lagi. Kali ini disediakan oleh Traveloka untuk tim yang berhubungan erat dengan tim internasional, seperti tim saya.

Setiap minggu, saya rapat dengan tim saya di internasional dalam bahasa Inggris juga.

Pertama kalinya mengerti bahasa Inggris dengan berbagai aksen: Melayu, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Semakin ke sini, alhamdulillah saya mendapat lebih banyak kesempatan mengasah kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Setidaknya untuk urusan komunikasi pekerjaan, saya sudah pede dibanding 10 tahun lalu.

Kabarnya, semakin banyak belajar, seharusnya kita merasa semakin bodoh karena makin banyak hal yang tidak kita tahu. Demikian juga dalam urusan bahasa Inggris ini. Masih banyak sekali hal yang belum saya kuasai.

Kemampuan Bahasa Inggris yang Masih Saya Latih

  • Menonton film tanpa subtitle
  • Menonton film action tanpa subtitle
  • Mendengarkan lagu dan mengerti liriknya
  • Berkomunikasi dengan penutur bahasa Inggris dengan aksen atau logat lainnya
  • Menulis artikel berbahasa Inggris semudah menulis dalam bahasa Indonesia
  • Presentasi dalam bahasa Inggris di hadapan audiens internasional.

 

Ini cerita saya belajar bahasa Inggris. Bagaimana cerita kamu?

Photo Credit: timabbott via Compfight cc

Join the Conversation

4 Comments

  1. Kalau saya sih kebanyakan enjoy dan belajar juga dari film dan lagi mas, so far nggak banyak pengingkatan karena kurang sering di praktekkan sepertinya. Bahkan dulu 2011-2013 agak sering menulis bahasa Inggris sekarang malah jarang banget.

    Saya sekedar level pasif nampaknya, baru agustus kemarin bisa enjoy ngobrol dengan bule dari jerman di perjalanan dari landasan pesawat – terminal Adi Sucipto, sialnya si bule sudah pernah kuliah di Jogja juga, jadi ga surprise deh, hahaha….

    Sampai ketemu di WordCamp ya mas, moga beneran bisa berangkat nanti saya 😀

  2. S1 dulu saya kuliah jurusan Sistem Informasi, pas semester 5 ikut short English course selama 3 bulan. Dari SD sih memang sdh tretarik dengan bahasa Inggris. Dan akhirnya setelah lulus S1, saya melanjutkan pendidikan saya di jurusan pendidikan Bahasa Inggris. Skarang seperti ga nyangka aja, dipercayakan untuk menjadi tenaga pengajar di salah satu perguruan tinggi di kota saya. Blog anda sangat menginspirasi, semoga sering2 update lagi ya pak 😀

Leave a comment

Leave a Reply

%d bloggers like this: