CS League Final

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, final kompetisi futsal se-Fasilkom (CS League) terlewati juga.. Walaupun kalah 5-3 oleh tim 3309 FC, gw cukup seneng, karena tim gw berhasil maju sejauh ini, dan gw alhamdulillah masih bisa bertahan cukup baik di bawah mistar gawang..

Sedikit cerita bagaimana serunya pertandingan tadi ah..
Sebelumnya gw memperkenalkan tim gw dulu, yaitu Compaq FC:
1. Gw (Muhammad Ilman Akbar)
2. A. Sobari
3. A. Muttaqien
4. Chandra Prasetyo U.
5. M. Ichsan
6. M. Sidik
7. M. Yudha
8. Renggo Pribadi

Kenapa namanya Compaq? Karena kita mau jadi tim yang kompak (halah, maksa banget), dan kata Compaq itu di angkatan gw sudah sangat familiar, karena digunakan buat ngeledekin Chandra, yang punya laptop merk Compaq. Akhirnya Chandra jadi ikon di Compaq FC..

Perjalanan tim Compaq FC untuk mencapai final cukup panjang, jadi gw ceritain ringkasannya aja ya..

Pertandingan grup dilewati dengan cukup meyakinkan, 2-1 melawan tim No Way Out (anak2 2006), dan 5-3 melawan tim Mohlisav (juga anak2 2006). Lolos penyisihan grup, langsung masuk semifinal, ketemu dengan tim dari satu angkatan, yaitu Kepingin Tampil. Alhamdulillah, Compaq FC tampil sangat meyakinkan, dan mengalahkan Kepingin Tampil dengan skor (waduh, lupa saya!). Singkat kata, Compaq FC masuk ke final CS League, bertemu dengan tim 3309 FC, yang cukup disegani di Fasilkom. Selama perjalanan menuju final, ikon tim Compaq FC berhasil mencetak banyak sekali gol (kalo nggak salah 9 gol)..

Final dimulai sekitar pukul 08.30.. Sayang sekali, penontonnya nggak terlalu banyak (nggak sebanyak pertandingan2 sebelumnya), jadinya sedikit kurang meriah.. Pas pertandingan dimulai, Ichsan belum datang, karena masih ada urusan. Starting line-upnya (kalo nggak salah ya, lupa soalnya!) adalah Ilman (kiper), Yudha (depan), Sidik (depan), Bari (belakang), Renggo (tengah).

Babak pertama berjalan sangat cepat, secepat Compaq FC membuat gol ke gawang 3309 FC. Babak pertama adalah milik Compaq FC, karena berkali-kali Compaq FC menekan pertahanan 3309 FC, dan total menghasilkan 3 buah gol. Gol pembuka diciptakan oleh Yudha, lalu Sidik juga menyumbang gol, dan terakhir Chandra, dengan first time shoot oleh umpan lemparan dari gw. Pertahanan Compaq FC sangat efektif, sehingga gw tidak perlu jatuh bangun menyelematkan gawang dari serangan-serangan 3309 FC. Akhirnya, babak pertama berakhir dengan skor 3-0 untuk keunggulan Compaq FC.

Compaq FC mulai masuk ke babak kedua dengan keyakinan akan menjadi juara. Compaq FC merasa sudah bermain sangat baik, ditambah lagi 3309 FC terlihat tidak mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Akan tetapi, ternyata babak kedua tidak berjalan semulus yang dibayangkan. Berawal dari panasnya matahari, karena Compaq FC bermain di sisi lapangan yang terkena terik matahari (babak pertama Compaq FC bermain di sisi yang teduh karena bayangan pohon), stamina setiap pemain Compaq FC mulai menurun secara drastis. Lebih-lebih, Compaq FC bermain dengan tempo yang sangat cepat (gw bertanggung jawab atas hal ini, karena serangan Compaq FC seringkali dimulai dari kiper) dan terburu-buru karena ingin segera juara.

Karena lelah, setelah maju untuk menyerang, pemain depan dan tengah Compaq FC mulai terlambat kembali bertahan, sehingga sedikit demi sedikit pertahanan Compaq FC mulai ditembus. Serangan-serangan Compaq FC juga mulai terasa tidak efektif, karena itu tadi, dilakukan dengan terburu-buru. Pertahanan mulai sedikit demi sedikit terbuka, sehingga gw cukup jatuh bangun menyelamatkan gawang. Semua pemain, tanpa terkecuali, juga melakukan kesalahan demi kesalahan kecil yang terjadi karena kelelahan dan tegang.

Akhirnya, gol balasan pertama dari 3309 FC pun terjadi. Gol balasan lainnya terjadi satu persatu, karena irama permainan dan stamina tim masih seperti tadi. Sebetulnya, ada beberapa peluang baik yang bisa dimanfaatkan, tetapi karena kondisi fisik dan mental yang sudah cukup down, tidak ada peluang yang dapat diselesaikan. Babak kedua pun terasa sangat lama, sehingga akhirnya terjadilah gol yang menyamakan kedudukan menjadi 3-3.

Singkat kata, 3309 FC terus menekan pertahanan Compaq FC, dan akhirnya gw pun kebobolan lagi, bahkan hingga 2 kali lagi. Akhirnya, Compaq FC pun harus mengakui keunggulan 3309 FC, kalah dengan skor 3-5.

Banyak hikmah yang bisa diambil:
1. Jangan terburu-buru merasa menjadi juara. Walaupun babak pertama selesai dengan keunggulan telak 3-0, tapi masih ada babak kedua yang harus dijalani. Irama permainan tim pun menjadi buru-buru
2. Strategi lapangan juga penting. Di babak pertama, tim gw (yang tentu saja masih penuh staminanya) memilih sisi lapangan yang adem karena bayangan pohon. Di babak kedua (yang staminanya sudah menurun), kita bermain di sisi lapangan yang sangat panas, sehingga stamina pun makin terkuras.
3. Keseluruhan tim sudah bermain dengan kompak dan solid di seluruh lini. Hal ini adalah bekal terpenting untuk pertandingan-pertandingan selanjutnya.
4. *Khusus untuk gw sebagai kiper* Alhamdulillah gw udah mengeluarkan seluruh kemampuan gw dalam menjaga gawang, meskipun akhirnya kebobolan juga. Ada banyak ilmu baru yang gw dapat di pertandingan ini: Jangan ragu-ragu buat menghadang (menangkap atau menepis) bola jauh yang dilempar oleh kiper lawan persis ke depan gawang gw. Pemain depan musuh sudah cukup dihadang oleh pemain belakang, sehingga bolanya sudah cukup clear untuk ditangkap. 2 gol yang terakhir masuk ke gawang gw terjadi karena gw tidak menghadang bola dari kiper lawan. Walaupun pemain depan lawan sudah dijaga ketat oleh pemain belakang, ternyata pemain depan lawan itu masih bisa memanfaatkan sudut tipis untuk memasukkan bola ke gawang gw.

Yah, walaupun kalah, gw secara pribadi (soalnya beberapa tim gw yang lain cukup kecewa dan menyesal) sangat puas dan bahagia, karena gw udah maksimal dalam menjaga gawang gw. Udah 2 tahun lebih sejak SMA, gw merasakan adrenalin yang setinggi ini saat bermain futsal sebagai kiper.

Ayo ilman, tetaplah semangat dalam bermain bola!! Yap, main bola (tepatnya sih futsal) adalah hobi gw. Alhamdulillah bisa nyempetin waktu tiap hari sabtu pagi untuk bermain futsal di lapangan Politeknik UI. Mudah-mudahan bisa bikin tubuh makin sehat, setelah satu minggu penuh berada di depan laptop dan komputer. Yah, hitung-hitung tarbiyah jasadiyah juga kan?

Oke-oke? Ayo semuanya, semangatlah berolahraga!!

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

/*foto-fotonya sebetulnya ada di kamera, tapi karena nggak bawa kabel data, nggak bisa dimasukin sekarang.. insya Allah diedit lagi deh..*/

Small Steps –> Giant Steps –> Giant Dreams –> Giant Achievement

Pencapaian besar memerlukan mimpi yang besar.
Mimpi yang besar memerlukan langkah-langkah besar.
Langkah-langkah besar dimulai dari langkah-langkah kecil.

Mimpi yang besar memulai segalanya, dan langkah-langkah kecil mengkonkretkan segalanya.

~Mencoba untuk berubah, karena selama ini gw adalah orang yang paling ahli dalam membuat dan membayangkan hal-hal yang sangat besar dan abstrak seperti tujuan, visi, dan mimpi-mimpi. Akan tetapi, gw belum memiliki kemampuan untuk mengkonkretkan visi itu. WANTED: Teman, sahabat, (pasangan hidup juga boleh, hehe) yang memiliki visi sama dengan gw, tapi memiliki kemampuan untuk mengkonkretkan visi itu bersama-sama. Alhamdulillah sudah dapat, tapi masih butuh lebih banyak lagi..

take a deep breath!

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Maaf, sudah dua minggu lebih tidak di-update isi blognya..

Ada apakah gerangan? Sibuk? Ah, tidak juga..
Lagi ujian? Sebenernya sih iya, lagi ujian (doa’in gw ya!) tapi bukan itu alasan utamanya..

Trus, kenapa blognya lama tidak di-update?

Jawabannya, karena saya (alhamdulillah!) mendapat banyak ide baru yang menunggu direalisasikan. Saking sibuknya berpikir, sampe ga sempet nulis blog lagi..

Yah, inilah update blog gw setelah sekian lama..

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jangan nulis panjang-panjang

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kok gw baru sadar ya, kalo nulis panjang-panjang, orang yang baca tulisan kita juga jadi males.. Kalo gw baca postingan di blog atau di milis yang tulisannya panjang, gw bacanya menjadi skimming doang..

Mudah-mudahan besok gw nggak nulis panjang-panjang lagi deh.. Maklum, gw suka melebih-lebihkan sesuatu sih..

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Konkretlah

Jangan cuma jago berwacana,
jangan cuma jago dalam tataran pemikiran,
jangan cuma jago ngomong,
jangan cuma jago bikin rencana,
jangan cuma jago kritik,
jangan cuma jago mengkhayal,
jangan cuma jago membuat visi,
jangan cuma jago menasihati orang,

KONKRETlah!
BERTINDAKlah!
BERGERAKlah!
BERUSAHAlah!
BEKERJAlah!

Setiap orang dapat merasakan hasil atau manfaat dari diri kita setelah kita berbuat sesuatu, bukan hanya memikirkannya.

~sebuah autokritik

Mati Lampu!

Minggu, 4 Maret 2007, pukul 20.00

Bulan purnama, subhanallah.. 100% bulat.. Bercahaya penuh, tanpa ada sedikitpun awan yang menghalangi cahaya itu. Maha Besar Allah, Dzat yang berkuasa menciptakan benda-benda langit, dan Maha Suci Allah, Dzat yang menciptakan indra penglihatan manusia yang sangat sempurna ini.

Sepanjang perjalanan ke masjid untuk sholat Isya, tidak henti-hentinya saya memandangi bulan purnama sambil menggumamkan rasa kagum saya kepada Dzat yang telah menciptakan benda menakjubkan itu. Pulang dari masjid juga demikian.

Sesampainya di rumah, saya langsung kembali ke laptop (tukul mode: on). Tidak beberapa lama bekerja di laptop, tiba-tiba, PETT! Listrik langsung mati tiba-tiba, begitu pula laptop saya yang baterenya sedang dicabut. Saya punya kebiasaan mencabut batere dari laptop saat baterenya sudah penuh untuk memperpanjang usia batere.

Listrik di semua komplek saya padam! Begitu melihat ke luar rumah, yang terlihat hanyalah cahaya bulan yang sangat terang menyinari jalan raya yang gelap gulita. Ibu saya berkelakar bahwa PLN sedang iseng mematikan listrik supaya pelanggan-pelanggannya bisa menikmati cahaya bulan purnama ini.

Lalu, begitu mati lampu, apa yang dilakukan? Tentu menyalakan lilin kan? Begitu persediaan lilin dicari, ternyata tidak ada lilin yang tersisa selain beberapa batang lilin kecil yang panjangnya hanya maks.5 cm. Alhasil, saya pun menyalakan vespa saya, bergegas mencari warung yang buka, karena warung di dekat rumah saya persediaan lilinnya habis. Saya pun membeli lilin satu boks di tempat yang jaraknya 2 menit naik motor dari rumah.

Alhamdulillah, begitu saya selesai menulis ini, listrik sudah nyala lagi.

Kuliah, oh Kuliah!

Assalamu’alaikum wr.wb..
saya mencoba sedikit menganalisis tentang kondisi akademis di Fakultas saya semester 4 ini. saya mendapat dua hal baru dari Fakultas saya, satu hal menurut saya itu lebih baik, satu lagi lebih buruk.

Pertama, yang baiknya dulu saja ya..

Mungkin saya harus sedikit cerita tentang mata kuliah yang saya ambil semester ini ya? saya ngambil 22 SKS, itu berarti, saya harus lebih mengeluarkan effort saya dibandingkan semester2 sebelumnya, karena inilah jumlah SKS terbanyak yang pernah saya ambil.

Secara umum, mata kuliah yang saya ambil ini sebagian besar adalah mata kuliah menghafal dan pemahaman konsep. Selain itu juga tetap ada mata kuliah matematika dan sedikit programming. Alhamdulillah, kuliah-kuliah ini cukup seru juga semuanya.

Lalu, apa hal baik yang saya dapat? Tugas-tugasnya?

Iya, sejauh saya sedikit menganalisis beberapa tugas dari beberapa mata kuliah, ada sebuah perubahan ke arah yang lebih baik dari tugas-tugas itu. Jumlahnya lebih sedikit? Oh, tentu tidak! Bukan Fasilkom namanya, kalo tugasnya sedikit. Yang saya sebut baik adalah, bahwa tugas-tugas tersebut diberikan sebagai tugas kelompok.

Tiga semester belakangan, rata-rata tugas yang diberikan adalah tugas individu, sangat sedikit tugas kelompok yang diberikan. Sekarang sebagian besar tugas adalah tugas kelompok. Kemajuan besar bukan? Kemarin-kemarin, anak-anak Fasilkom sering dibilang individualis dan tidak bisa bekerja dalam tim, juga lulusan Fasilkom juga disebut-sebut tidak bisa bekerja dalam tim. Mudah-mudahan, dengan banyaknya tugas kelompok seperti ini, predikat buruk tersebut bisa hilang, dan mahasiswa Fasilkom bisa bekerja dalam tim secara baik.

Sekarang waktunya hal kedua, hal yang jauh lebih buruk. Hal inilah yang menurut saya menjadi penyebab utama anak-anak Fasilkom dibilang pasif, sedikit antusiasmenya terhadap kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, dan lain-lain. Hal ini adalah terlalu banyaknya waktu kuliah!

saya beri sedikit penjelasan tentang SKS. Jika tidak salah mengerti, 1 SKS itu artinya 50 menit tatap muka dengan dosen di kelas per minggunya. Berarti, jika seseorang mengambil 20 SKS dalam satu semester, ia akan kuliah 20 x 50 menit = 1000 menit per minggu, atau sekitar 16 jam per minggu.

Di Fasilkom, beberapa kuliah memiliki jadwal tutorialya masing-masing. Jadwal tutorial itu tentu berbeda dengan jadwal kuliah rutin. Waktu tutorial tersebut biasanya dimanfaatkan oleh dosen untuk melanjutkan kuliahnya yang belum selesai di jadwal kuliah rutin, menggantikan kuliah yang dosennya tidak hadir pada jadwal rutin, diisi dengan latihan soal untuk ujian, memberi kuis atau ujian, atau diisi oleh asisten dosen yang memberikan tambahan materi praktek (seringkali berguna untuk mata kuliah tentang programming).

Tutorial ini dulu-dulunya (maksudnya semester2 awal) hanya ada di beberapa mata kuliah tertentu yang emang penting buat anak baru. Istilahnya tutorial ini hanya optional. Jika dosennya punya asisten yang bisa ngisi tutorial, barulah ada tutorial untuk mata kuliah itu. Waktu tutorialnya pun bisa nego dengan mahasiswa.

Uniknya (atau kerennya?), di semester 4 ini, yang seharusnya mahasiswa angkatan saya udah harus lebih mandiri lagi, setiap mata kuliah itu memiliki jadwal tutorialnya sendiri-sendiri. Bisa dibilang, jadwal tutorial itu sudah tidak optional lagi, apalagi bisa nego dengan mahasiswa. Akhirnya, dosen pun menggunakan waktu tersebut untuk penggunaan seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Yang cukup unik, bahkan yang mengisi waktu tutorial itu bukanlah asisten dosen, melainkan dosen itu sendiri! Jika dosen sudah turun tangan, tentu mahasiswa tidak menganggap bahwa tutorial itu bukanlah suatu pilihan, karena di tangan dosenlah semua keputusan tentang kuliah, ujian, dsb. Bisa jadi kan, soal kuis atau ujian keluar dari materi yang disampaikan dosen saat tutorial?

Setiap hari (senin s.d. jum’at!), dari jam 15.00 s.d. 17.00 selalu ada jadwal tutorial dari tiap mata kuliah. Tidak semua dosen memanfaatkan waktu tutorial ini secara teratur. Ada yang hanya sesekali, tapi ada juga yang setiap minggu selalu menggunakan waktu tutorial tersebut.

Yang perlu diperhatikan, rata-rata mata kuliah di Fasilkom bobotnya 3 SKS, dan ada beberapa yang 4 SKS. Ditambah lagi dengan waktu slot tutorial yang 2 jam (kira2 2 SKS), berarti untuk setiap mata kuliah 3 SKS, mahasiswa sebenarnya merasakan bobot 5 SKS. Misalkan seorang mahasiswa mengambil 18 SKS (misalnya 6 x mata kuliah 3 SKS), sebanding waktunya dengan ia mengambil 30 SKS! Fiuh.. Mungkin perbandingan ini benar2 kasar, karena sekali lagi, tidak semua jadwal tutorial dimanfaatkan oleh dosen. Tapi sudah bisa dipastikan, jadwal tutorial ini mengambil kehidupan setiap mahasiswa. Waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal lain (regardless dimanfaatkan hanya untuk melakukan hal2 gak berguna) seperti berorganisasi, mengembangkan hobi, mengembangkan bisnis, beristirahat, dll, menjadi waktu untuk memikirkan hal-hal akademis saja.

Tentu saya sadar, bahwa dosen berniat baik. Saya sendiri juga bukanlah orang yang membenci kuliah (bodoh sekali jika saya seperti itu), atau membenci waktu tutorial itu, karena saya akui, saya mendapat banyak ilmu yang nantinya pasti akan bermanfaat. Yang menjadi poin penting saya adalah, tolong pak, bu, dan siapa saja yang menentukan kurikulum ini, tolong, objek dari kurikulum ini adalah manusia juga yang memiliki kehidupan lain, tidak hanya kehidupan akademis saja. Saya tidak heran, mahasiswa zaman sekarang makin lama makin jadi orang apatis, kehilangan antusiasme untuk hal-hal lain di sekitarnya, makin individualis, dan makin kapitalis. Apakah ini, tujuan pendidikan di Indonesia?

Bagaimana menurut Anda?

Kuncung Gokil

Assalamu’alaikum…
Hahahaha.. Dasar angkatan gw gokil! Lagi sibuk2nya ngerjain Jarkom yang deadline ntar malem, juga ngerjain Probter yang deadlinenya ntar malem, eh, malah pada main benteng!
Gokil abis.. Tapi gw seneng kok.. Kompak banget.. Mudah2an kekompakannya nggak ilang sampe kita lulus doang ya.. Mudah2an kompaknya nggak cuma pas seneng aja ya..

Hidup Kuncung!

Be An Entrepreneur!

Assalamu’alaikum..Udah lama nggak nge-blog nih.. Coba maksain nulis ah.. Terinspirasi dari 3 buah buku tentang entrepreneur yang pernah saya baca.. Semoga bermanfaat..
===========================================
Be An Entrepreneur, Jadilah Seorang Entrepreneur

Apakah semua tahu, ada berapa jumlah pengangguran di Indonesia? Satu juta, dua juta? Lebih! Meskipun ada yang namanya Mbah Google, saya tidak berminat mencari berapa jumlah pengangguran di Indonesia. Rekan-rekan semua, setiap tahun, jumlah angkatan kerja di Indonesia selalu bertambah. Jelas, karena universitas-universitas di Indonesia di-setting untuk menghasilkan sarjana-sarjana robot pekerja yang siap untuk menghadapi persaingan global dan kapital dunia. Alhasil, setiap tahunnya, pasti ditemukan sarjana-sarjana pengangguran. Itu baru dari jenjang universitas, belum dari lulusan SMU, lulusan SMP, dan lulusan SD yang jumlahnya jauh lebih banyak?

Apakah kita harus menggantungkan diri pada pemerintah kita? Jangan harap. Krisis ekonomi saja sudah bertahun-tahun tidak bisa diatasi. Apakah kita cuma mau melihat kolom-kolom “Job Vacancy” di koran Kompas setiap akhir minggu, atau ngeliat-liat jobsDB.com, atau menunggu ada career expo? Yakin? Dari ratusan ribu pelamar, yang diterima cuma ribuan kan?
Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Duduk diam menanti lowongan pekerjaan? Tentu tidak, bukan? Oh, apakah mengirim surat lamaran pekerjaan kesana kemari sambil menunggu panggilan interview? Rasanya tidak selalu pasti diterima bukan, karena jumlah karyawan yang diterima sangat terbatas?

Anggaplah kita berhasil diterima di sebuah perusahaan. Ada satu hal penting yang sering dilupakan orang, yaitu masalah gaji. Percaya tidak, pasti setiap karyawan akan mengalami masa dimana mereka tidak mendapatkan gaji secara rutin lagi? Entah karena perusahaan tempat mereka bekerja bangkrut, karena PHK, atau bahkan jika perusahaannya baik-baik saja dan rekan-rekan semua bekerja dengan baik, setiap karyawan pasti berhenti menerima gaji, yaitu saat mereka pensiun.

Jika saya mengatakan ada sebuah jabatan pekerjaan yang sangat membutuhkan orang, dan orang yang melamar di jabatan tersebut pasti diterima, apakah rekan-rekan percaya? Lalu, jika saya mengatakan ada sebuah jabatan yang memberi kita kepastian penghasilan/gaji, bahkan setelah kita tidak bekerja lagi, apakah rekan-rekan percaya?

Ya, pekerjaan tersebut adalah PENGUSAHA. Membuat bisnis kita sendiri, menggaji diri kita sendiri, bebas mengatur diri sendiri secara finansial, bahkan bebas mengatur orang lain untuk kepentingan bisnis kita. Dengan menjadi pengusaha, kita tidak perlu khawatir mengenai gaji, karena gaji kita yang mengatur. Coba bayangkan sebuah jabatan, misalnya manajer keuangan. Gajinya besar kan? Lebih besar dibandingkan gaji karyawan biasa kan? Kalau gaji direktur utama? Jauh lebih besar dari gaji manajer kan?

Itulah gambaran keuntungan menjadi pengusaha secara material. Jika bisnis sedang sukses, kita yang memiliki keuntungan terbesar dibandingkan karyawan-karyawan kita. Tapi jika bisnis sedang tidak sukses, kita masih bisa mencari jalan untuk mengembalikan kesuksesan itu. Berbeda halnya dengan menjadi karyawan, jika perusahaan kita sedang untung besar, karyawan tidak mendapat gaji lebih banyak, paling-paling hanya bonus yang jumlahnya tidak seberapa dibanding dengan keuntungan perusahaan.

Itu baru keuntungan secara material. Bagaimana dengan sosial? Menjadi pengusaha, kemudian membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain, berarti kita menolong orang lain untuk dapat bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak. Kita bisa mengangkat derajatnya, memperbaiki kehidupannya, dan mengurangi pengangguran. Menolong orang lain tidak hanya dengan memberikan uang saja bukan? Memberikan lapangan pekerjaan adalah satu bentuk bantuan yang saat ini sangat dibutuhkan masyarakat.

Menulis seperti ini, saya bukanlah seorang pengusaha sukses yang memiliki perusahaan besar, keuntungan besar, atau karyawan yang banyak. Tidak! Saya hanya mahasiswa biasa, yang pekerjaan rutin sehari-harinya hanya belajar, kuliah, dan ikut organisasi kemahasiswaan. Saya memang bukan seorang sukses yang bisa dicontoh langkah-langkahnya seperti banyak pengusaha dan tokoh sukses di Indonesia dan di dunia. Saya hanya tidak ingin seperti kebanyakan sarjana Indonesia yang setiap lulus selalu menambah panjang daftar pengangguran di Indonesia.

%d bloggers like this: