Yang Saya Pelajari dari Para Konsultan Bisnis di Accenture, McKinsey, BCG, dan Sejenisnya

2016-05-11 09.30.20

Saat saya lulus kuliah, 7 tahun lalu, saya mengamati ada beberapa teman seangkatan saya yang diterima bekerja di perusahaan bergengsi; yaitu konsultan bisnis seperti Accenture dan McKinsey. Saya katakan bergengsi, karena perusahaan seperti itu saya ketahui memberikan gaji yang tinggi, sering traveling keliling Indonesia bahkan ke luar negeri, dan menangani klien perusahaan-perusahaan besar di dunia.

Mereka  yang diterima di sana pun bukan orang yang sembarangan. Cerdas, punya IPK cum laude, juga sangat mahir dalam berkomunikasi. Orang-orang yang saat kuliah pun sudah masuk dalam golongan elit di mata saya. Golongan high performer dan high achiever. Mereka yang bukan cuma akademisnya saja yang mentereng, tapi aktif juga di kegiatan ekstra kurikuler (saya juga aktif di ekstra kurikuler, tapi IPK cuma sedikit di atas 3 huhu).

Setelah lulus, saya yang memilih jalur menjadi entrepreneur saat lulus, tidak sering berinteraksi dengan mereka. Kita jarang bertemu di acara reunian, bahkan saat tidak sengaja bertemu pun, tidak ngobrol tentang pekerjaan mereka. Padahal saya selalu penasaran, pekerjaan seperti apa yang mereka lakukan sebagai konsultan? Mengapa mereka bisa digaji tinggi?

Continue reading “Yang Saya Pelajari dari Para Konsultan Bisnis di Accenture, McKinsey, BCG, dan Sejenisnya”

Kita Pasti akan Meninggal Dunia, tapi Kita Bisa “Hidup” Selamanya

maxresdefault

Minggu lalu, saya dikejutkan dengan sebuah kabar duka. Wada Kouji, penyanyi original soundtrack (OST) Digimon, anime favorit anak generasi 90an, meninggal dunia karena penyakit kanker pita suara yang dideritanya. Ia meninggal di usia relatif muda, 42 tahun.

Generasi saya, yang tumbuh dengan menonton kartun anak-anak di hari Minggu pagi, pasti sudah akrab dengan lagu ini.

[youtube=https://youtu.be/lCMgx7T-QcI]

Continue reading “Kita Pasti akan Meninggal Dunia, tapi Kita Bisa “Hidup” Selamanya”

Kumpulan Artikel Bermanfaat bagi Para Pencari Kerja

3221301604_70c55d65ce_b_d

Apakah teman-teman ada yang sedang dalam proses mencari kerja? Atau sedang ingin pindah perusahaan?

Proses mencari kerja itu bisa sangat panjang & tricky, karena melibatkan beberapa proses. Dari membuat CV, mengirim surat lamaran, dan wawancara. Dan kesalahan dalam proses ini bisa menghancurkan peluang kita untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan idaman kita.

Di kantor lama, sekira 2 tahun lalu, saya pernah membuka lowongan untuk sebuah posisi di tim saya. Banyak sekali yang apply lewat email, hanya untuk saya delete emailnya langsung setelah saya buka. Alasannya sederhana, pengirim lamaran (yang kebanyakan mahasiswa, karena yang dibuka adalah posisi intern/magang) tidak berlaku sopan dalam melamar.

Bayangkan ada yang mengirim email tanpa subject, ada yang mengirim email tanpa body (langsung berisi attachment) dsb. Ada yang saya buka email & baca CV-nya, hanya untuk juga dibuang karena profilnya sama sekali tidak nyambung dengan posisi yang dibuka. Begitu saya wawancara beberapa yang bisa dipanggil, saya harus kecewa lagi, karena ada saja yang tidak siap wawancara, dan hanya menghabiskan waktu saya saja.

Ya, mencari kerja itu tidak mudah. Apalagi bagi fresh graduate alias yang baru lulus.

Berangkat dari masalah tersebut, saya dan tim sudah membuat beberapa artikel yang berisi kumpulan contoh dari berbagai hal yang akan teman-teman hadapi saat melamar pekerjaan. Harapan saya, ini bisa membantu teman-teman dalam proses mencari kerja.

Berikut adalah kumpulan artikel tersebut, yang sudah saya posting di website saya www.anakui.com. Semoga bermanfaat ya!

Mempersiapkan CV (Daftar Riwayat Hidup)

Contoh Daftar Riwayat Hidup
Contoh CV Lamaran Kerja dalam Bahasa Inggris
8 Hal Paling Penting yang Harus Ada di CV Kamu

Mengirimkan Surat Lamaran Kerja

Contoh Surat Lamaran Kerja Bahasa Inggris
Contoh Surat Lamaran Kerja

Mempersiapkan Wawancara atau Interview

Contoh Pertanyaan Wawancara Kerja dalam Bahasa Inggris
Beberapa Tips Sebelum Menghadapi Wawancara Kerja
Contoh Pertanyaan Wawancara Kerja yang Sering Ditanyakan

Bonus (kalau mau pindah kerja)

Contoh Surat Pengunduran Diri atau Resign

Demikian kumpulan artikel untuk para pencari pekerjaan. Semoga bermanfaat ya!

NB: saya mempersilakan dengan senang hati bagi yang ingin copy paste artikel ini ke blog teman-teman, jika artikel ini dirasa bermanfaat 🙂

Photo Credit: Alex France via Compfight cc

Para Pengumpul Receh

unnamed
Gambar JPNN

Akhir tahun lalu, saya menonton berita di teve, tentang seorang pasangan suami istri di daerah Jawa Timur yang memberi motor di dealer dengan cash. Yang spesial adalah, mereka membayar dengan uang logam, hasil menabung selama 6 tahun! Mereka yang berdagang jajanan di rumahnya, menyisihkan keuntungan 2 hingga 20 ribu setiap harinya, semua dalam bentuk recehan. Setelah 6 tahun, terkumpul 18 juta rupiah yang bisa dibelikan motor baru, cash receh!

Cerita lain, ada seorang petugas kebersihan di daerah Depok, yang berhasil naik haji setelah menabung selama 24 tahun. Honor menyapunya yang kecil, bisa disisihkannya, receh demi receh, hingga akhirnya mencukupi untuk ongkos naik haji.

Continue reading “Para Pengumpul Receh”

Ilman Butuh Bantuan: Yuk Ceritakan Kisah Bangkit dari Kegagalan Teman-teman

Michael-Jordan-Quote

Halo teman-teman semua, apa kabar?
Sudah lama ya tidak menulis dan berbagi di blog ini 🙂

Di update kali ini, saya ingin meminta bantuan dari teman-teman.

Saya ingin minta tolong teman-teman untuk berbagi cerita kehidupan teman-teman kepada saya. Continue reading “Ilman Butuh Bantuan: Yuk Ceritakan Kisah Bangkit dari Kegagalan Teman-teman”

3 Pelajaran dari Menjadi Pembicara di Acara Growth Hacking Asia – Indonesia

Saat tampil jadi pembicara

Dulu, saat masih remaja, saya punya masalah komunikasi, tepatnya komunikasi oral/lisan. Saya amat gagap saat SMA, tepatnya tersendat dan mengatakan “ngg, apa, apa, apa” di tengah-tengah kalimat. Sampai saya punya julukan “Ilman Apa-apa” saat SMA, sampai teman dekat saya saat itu ikut ketularan gagap juga karena terlalu sering ngobrol sama saya hahaha.

Saat masuk dunia kuliah, saya menyadari penyebab saya gagap: karena saya berbicara terlalu cepat, terlalu banyak yang ingin dikeluarkan dari pikiran saya, sementara mulut tidak bisa mengimbanginya. Akhirnya gagap deh. Gagap saya memang sembuh saat kuliah, tapi kecepatan saya bicara tidak berkurang. Saya ngomong terlalu cepat dan datar tanpa intonasi, sehingga apa yang saya bicarakan tidak mudah dimengerti orang lain.

Saya memutuskan untuk menaklukkan kelemahan diri sendiri itu, dengan memaksa diri berbicara lebih banyak, di depan lebih banyak orang. Biarlah awalnya apa yang saya sampaikan agak sulit dimengerti yang mendengar, tapi saya yakin lama kelamaan akan membaik.

Sejak bertekad untuk menaklukkan gagap dan bicara cepat saya itu, sudah tak terhitung jumlah sesi saya belajar sambil praktek. Tepatnya, praktek tampil di depan umum baik sebagai pembicara, moderator, maupun MC di berbagai event, sejak kuliah 10 tahun lalu hingga saat ini.

Ya, semua kesempatan public speaking saya jadikan kesempatan untuk belajar dan melatih diri saya sendiri berbicara, agar apa yang ingin saya sampaikan bisa diterima dengan baik oleh para pendengar.

Alhamdulillah, betapa senangnya saya mendapat kesempatan belajar public speaking lagi karena diundang menjadi pembicara di event Growth Hacking Asia Indonesia, di Jakarta, 3 September 2015 minggu lalu. Tidak tanggung-tanggung, saya sekaligus belajar untuk mempraktekkan 3 hal! Buat saya, ini semacam achievement unlocked!

Apa saja ketiga hal yang saya pelajari itu?

Yang Lebih Banyak Belum Tentu Lebih Baik Bagi Kita

Dispenser

Dispenser di kantor saya keren sekali. Ada indikator digital untuk memantau suhu air panas yang dihasilkan. Dari situ saya baru tahu, ternyata suhu rata-rata air panas di dispenser adalah sekitar 80-85 derajat Celsius.

Dispenser ini juga punya fitur extra hot, memungkinkan suhu airnya lebih panas lagi, hingga 99 derajat Celsius. Fitur ini biasa dipakai oleh teman-teman penggila kopi, katanya supaya aroma kopinya lebih keluar.

Nah, suatu pagi, saya mau makan mie kemasan dalam gelas. Isenglah saya untuk memanfaatkan fitur extra hot tadi. Saya berpikir, kalau suhunya lebih tinggi pasti mienya akan cepat matang dan jadi lebih enak, seperti kopi tadi.

Pemikiran saya ternyata salah besar.  Continue reading “Yang Lebih Banyak Belum Tentu Lebih Baik Bagi Kita”

Mau Hidup Lebih Bahagia? Sering-seringlah Menraktir Orang!

Saat saya SMA, ada seorang teman dekat yang amat baik hatinya. Dia sering sekali menraktir saya maupun teman lainnya. Saya pernah ditraktir mie bakso dekat rumahnya, juga pecel ayam, pernah KFC, dan sepertinya masih ada lagi.

Rumah orang tuanya pun sering jadi tempat nongkrong & menginap geng kami di SMA. Jangan ditanya, pastinya makanan kami terjamin saat itu.

Dia bukan anak orang kaya raya, keluarganya termasuk golongan menengah pada umumnya. Ia suka menraktir teman-temannya bukan dari uang jajan, tapi dari usahanya sendiri. Ia getol berdagang berbagai hal, seperti sepatu, laptop, jaket, dsb.

Saya melihat dia bahagia banget bisa nraktir-nraktir seperti itu. Ini sesuatu yang membingungkan buat saya dulu, karena kebalikan dengan teman saya itu, saya tidak suka menraktir-nraktir teman.

Kok bisa gitu dia sedemikian royalnya menghabiskan uang untuk orang lain? Padahal dia sudah susah payah mencari uang dari bisnisnya? Continue reading “Mau Hidup Lebih Bahagia? Sering-seringlah Menraktir Orang!”

Tertohok oleh Postingan di Blog Sendiri: Saya harus Selesai dengan Diri Sendiri!

Sungguh ajaib rasanya, sebuah postingan blog yang saya tulis 4 tahun lalu, bisa menohok diri sendiri saat dibaca ulang saat ini.

Tertohok

Continue reading “Tertohok oleh Postingan di Blog Sendiri: Saya harus Selesai dengan Diri Sendiri!”

Cerita tentang Sebuah Teko dari Mbah Uti

Sudah beberapa bulan ini saya tidak menulis. Baik di blog ini maupun di blog digital marketing saya. Alasannya, saya lebih banyak memfokuskan waktu saya untuk bekerja, di mana saya memang harus fokus karena memimpin sebuah tim. Selain itu, saya fokus membesarkan media online komunitas yang saya miliki, anakUI.com. Ini menyebabkan saya merasa cukup kaku & sungkan untuk kembali menulis.

Sebagai pemanasan, saya mau berbagi sebuah cerita mengenai teko.

Teko

Continue reading “Cerita tentang Sebuah Teko dari Mbah Uti”

%d bloggers like this: