Manfaat Tidur Siang (Power Nap), Tidak Ngantuk Walau Abis Makan Siang

Menguap

“Bro, gw ngantuk banget broo abis lunch gini..”

Familiar sama kondisi demikian?

“Minum kopi dulu ah biar segar lagi buat kerja, enak kali ya?”

Dan ini solusi yang paling sering kita lakukan, bener ya?

Sepertinya banyak di antara kita yang mengalami hal sama. Setiap harinya, setelah jam13 atau umumnya setelah makan siang, kita dalam fase ngantuk-ngantuknya. Memang begitulah fase tingkat kesadaran manusia, atau siklus biologis tubuh, biasa disebut circadian clock/rythm.

Grafik Circadian
Garis merah menunjukkan rasa ngantuk manusia. Lihat mulai jam 1 ke atas rasa kantuk meningkat, di sore hari tidak ngantuk lagi, dan kembali naik saat malam datang

Apa yang biasanya kita lakukan kalau sudah mulai ngantuk? Ya itu tadi, ada yang minum kopi, ada yang maksa matanya dimelek-melekin, ada yang jalan-jalan, ada juga yang nggak tahan, lalu tidur di meja kerja atau di dalam kelas. Continue reading “Manfaat Tidur Siang (Power Nap), Tidak Ngantuk Walau Abis Makan Siang”

Yang Banyak Belum Tentu Benar, Beranilah untuk jadi Benar Walaupun Sendirian #BeraniBeda

BeraniBeda

Kebanyakan orang.. buang sampah sembarangan. #

Kebanyakan pengendara motor.. tidak tertib berlalu lintas.

Kebanyakan pelajar/mahasiswa.. menganggap menyontek itu tidak apa-apa kalau memang sedang kepepet. #

Kebanyakan masyarakat.. punya minat baca yang rendah. #

Kebanyakan komputer.. softwarenya bajakan. #

Kebanyakan yang mengambil SIM.. memilih menembak biar cepat lulus. #

Kebanyakan perokok.. buang puntungnya sembarangan.

Kebanyakan muslim.. jarang baca Quran.

Kebanyakan yang ditilang polisi.. maunya damai.

Kebanyakan penonton TV.. menonton sampah sinetron, gosip, dan acara haha-hihi tanpa manfaat.

Kebanyakan ayah.. tidak aktif mengurus & mendidik anaknya, Indonesia is fatherless country. #

Kebanyakan remaja.. kecanduan pornografi. #

Milikilah prinsip, walaupun itu harus membuatmu menjadi orang paling aneh di dunia ini.

Saya sih #BeraniBeda, kalau kamu?

#BeraniBeda Berani Walaupun Sendiri


Photo Credit: Nina Matthews Photography via Compfight cc

Review Kopdar #SMSCHore Juni 2014: Social Media harus Mendukung Tujuan Bisnis Perusahaan!

Social Media

Semalam, saya hadir lagi di kumpul-kumpulnya komunitas penggiat dunia digital khususnya social media, namanya Social Media Strategist Club, atau biasa kita semua sebut sebagai #SMSChore. Saya bisa bilang, semalam adalah salah satu sesi #SMSCHore paling insightful. Let me show you why.

Sesi semalam menghadirkan pembicara tunggal, Pavel Bulowski, ASEAN Regional Sales Manager, Socialbakers. Buat yang belum tahu, Socialbakers itu salah satu tools analytics social media yang paling powerful dan paling banyak dipake oleh agency atau brand buat memantau social media.

Dan inilah poin-poin yang gw tangkap dari #SMSChore semalam. Maaf kalau tidak terlalu lengkap, lengkapnya bisa cek Twitter stream-nya di #SMSCHoreContinue reading “Review Kopdar #SMSCHore Juni 2014: Social Media harus Mendukung Tujuan Bisnis Perusahaan!”

Bagaimana Cara Mengetahui Bahwa Saya Sudah Menghabiskan Waktu dengan Benar?

waktu tidak akan kembali

Sebagai ayah muda dengan satu orang anak balita, saya sudah terbiasa mengajak anak ke dokter untuk ditimbang beratnya, diukur panjang badannya, dan diukur lingkar kepalanya. Tiga indikator ini adalah indikator penting bagi pertumbuhan anak bayi dan balita secara fisik, yang dibandingkan sesuai dengan grafik yang ada di Kartu Menuju Sehat (KMS).

Selain indikator pertumbuhan fisik yang tiga tadi, ada juga indikator perkembangan yang lebih mengukur kemampuan diri anak. Indikator perkembangan meliputi motorik kasar (kemampuan mengontrol anggota tubuh), motorik halus (kemampuan menggunakan jari-jari tangan), kemampuan bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian.

Indikator pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita ini harus bertambah terus. Stuck-nya salah satu indikator di angka atau kemampuan yang segitu-segitu aja bisa menunjukkan masalah yang harus segera diselesaikan oleh orang tua dengan bantuan dokter anak.

Begitu kita dewasa, bukan pertumbuhan fisik lagi yang diukur, tapi kualitas diri kita. Kalau kualitas diri kita tidak berkembang dari masa ke masa, alias hidup kita gitu-gitu saja, ya kita merugi sekali dong.

Sebagaimana ucapan orang bijak, “hari ini harus lebih baik dari hari kemarin,” bagaimana cara mengukur agar kita tahu bahwa kualitas diri kita berkembang lebih baik dari hari kemarin?

Bagaimana kita bisa tahu bahwa kita menghabiskan waktu kita dengan cara yang benar, sehingga diri kita menjadi lebih baik lagi? Apa indikator yang harus diukur? Apa saja tuh?

Jangan Sampai Rezekimu Dipatok Ayam!

bird & worm

Kata orang bule, “early bird get the first worm

Kata orang kita, “jangan bangun kesiangan, entar rejekinya dipatok ayam

Zaman masih sekolah dulu, orang tua selalu mengajarkan bahwa salah satu waktu yang enak buat dipake belajar itu pagi-pagi abis sholat subuh. Sebagai anak yang baik, saya menuruti nasihat itu…tapi bohong xD

Saat itu, saya seringkali bangun terlalu mepet, langsung sholat, mandi dan siap-siap berangkat sekolah deh. Nggak sempat melakukan apapun yang produktif.

Pas kuliah lebih-lebih lagi, karena masuk kuliah lebih siang dari sekolah, saya lebih banyak tidur lagi abis subuh. Excuse-nya sih karena malemnya udah tidur larut, biasanya buat ngerjain tugas.

Begitu sudah bekerja dan menikah, alhamdulillah kebiasaan itu berhasil diubah, dengan bantuan istri saya tentu saja. Dan sekarang, tulisan ini ditulis di pagi yang cerah, ditemani kokok ayam pukul 06.

Yang saya rasakan setelah bangun subuh-subuh lalu tidak tidur lagi setelahnya, adalah lebih produktif. Ya, saya punya waktu yang benar-benar kosong untuk melakukan apapun yang bermanfaat, sebelum disibukkan untuk berangkat bekerja.

Waktu kosong saya kurang lebih dua jam di pagi hari, yaitu jam 05.00 hingga jam 07.00. Selepas sholat Subuh dan mengaji, sebelum mulai masak atau membantu istri mengerjakan pekerjaan rumah, lalu mandi dan berangkat ke kantor.

Apa saja yang saya lakukan? Umumnya, saya melakukan hal-hal berikut ini:

Apa saja tuh?

Ini Pemenang Giveaway Buku Ken dan Kaskus

Awal minggu ini, saya membuat sebuah giveaway alias bagi-bagi gratis untuk yang pertama kalinya dalam sejarah blog saya *tsaah. Yang saya bagikan adalah buku biografi dari Ken Dean Lawadinata, ex CEO Kaskus, yang membesarkan Kaskus bersama-sama Andrew Darwis, pendirinya. Judul bukunya adalah Ken dan Kaskus.

Saya bikin giveaway ini tanpa ekspektasi apa-apa, cuma mau menghabiskan 5 buah buku yang saya dapatkan dari Kaskus saat peluncuran buku ini tahun lalu. Ternyata, alhamdulillah banget, responnya ruammeee sekali. Total ada 67 orang yang ikutan, yang berasal dari berbagai komunitas yang saya sebarkan infonya, baik di Facebook atau Twitter.

Setelah dibaca dan dipertimbangkan satu per satu alasannya, akhirnya saya memilih lima orang yang menurut saya paling tepat buat nerima buku Ken dan Kaskus ini. Dari alasan yang dikemukakan, saya memilih yang impact bukunya paling luas, nggak cuma ke dirinya saja, tetapi juga ke orang-orang di sekitarnya.

Mereka adalah:

*drum roll*

Mental Kaya vs Mental Miskin

Mayasari Bakti

Bus Mayasari Bakti P14 jurusan Tanjung Priok berangkat dari Tanah Abang senja itu tidak terlalu penuh. Saya duduk di kursi sebelah lorong, di bagian agak belakang bis. Teman duduk saya seorang bapak 40an tahun dari Jawa pesisir, saya tebak dari logatnya.

Tidak lama, dua orang anak muda naik dari pintu belakang, menyusuri lorong dan berdiri di bagian agak depan bis. Melihat penampilan mereka khususnya tangan mereka yang kosong, saya bisa menebak kelanjutan cerita.

Benar saja, keluar kata-kata khas mereka, “… ikhlas dari Anda, halal bagi kami. Daripada kami panjang tangan, lebih baik kami panjang suara. Seribu dua ribu bagi bapak ibu mungkin tidak berarti, tapi bagi kami sangat berarti…”

Hingga mereka sampai di kursi tempat saya duduk, saya cuma melihat 2-3 keping 500an ada di tangannya. Sepertinya pemikiran semua penumpang sama dengan saya. Continue reading “Mental Kaya vs Mental Miskin”

Giveaway: Buku “Ken dan Kaskus, Cerita Sukses di Usia Muda”

Ken dan Kaskus

Giveaway Sudah Berakhir

Teman-teman, saya punya stok lima buku “Ken dan Kaskus, Cerita Sukses di Usia Muda”, yang ingin saya bagikan GRATIS ke teman-teman semua.

Saya punya bukunya sebanyak itu, karena saya diundang hadir di launching buku tersebut tahun lalu, dan mendapat lima buku yang memang dimandatkan oleh pihak Kaskusnya untuk dibagikan gratis, jadi bukan untuk dijual hohoho xD

Sekilas review saya tentang buku ini:
# Buat Kaskuser, pasti seneng banget baca buku ini karena jadi tahu cerita awal Kaskus berdiri.

# Buat yang mau jadi pengusaha, jatuh bangun perjuangan Ken ini banyak banget yang bisa diambil inspirasinya

# Buat yang sudah menjadi pengusaha, bakalan semangat melihat Ken yang terus fokus dalam membesarkan bisnisnya

# Buat anak muda secara umum, ini buku yang sangat bagus buat dibaca, karena mengajakmu berpikir, “nanti saya mau jadi apa ya?”

# Kesimpulannya, ini salah satu buku biografi terbaik yang saya baca. Penulisannya ringan dan seru, kisahnya Ken juga “kita banget” karena umur Ken sekarang baru 20an akhir jadi nggak kejauhan jaraknya, dan inspirasinya dapet banget.

Mau dapet buku yang inspiring ini gratis? Mudah banget, cukup email ke <giveaway sudah ditutup> dengan subject [Giveaway: Ken dan Kaskus]. Sertakan hal-hal ini di dalam emailnya:

Nama lengkap:

No. HP:

Alasan mengapa saya yang harus mendapatkan buku Ken dan Kaskus ini:

Terimakasih banyak, dan mudah-mudahan teman-teman yang mendapatkan buku Ken & Kaskus ini! 🙂

NB: teman-teman yang emailnya masuk, akan saya masukkan ke email newsletter “Sahabat Ilman Akbar” ya, supaya ke depannya kita bisa keep contact via email dengan mudah 🙂

Image credit: www.peluang-anakmuda.com

Tangan Kanan, Tangan Kiri, atau Ambidexter?

both of hand

Teman-teman pernah dengar istilah ambidexter? Ini adalah sebutan bagi kemampuan menggunakan kedua bagian tubuh kiri dan kanan (tangan atau kaki) dengan sama-sama baik, sama-sama kuat.

Kabarnya, Michelangelo sang pemahat patung tenar itu ambidexter. Saat tangan kanannya lelah memukul palu, ia “beristirahat” memindahkan palu ke tangan satunya lagi. Dan dia bekerja sama cepat dan sama bagusnya dibanding tangan satunya.

Dalam baseball, batter alias pemukul bola secara statistik memiliki peluang lebih besar memukul bila bola dilempar oleh pitcher dengan tangan yang berlawanan dengan tangannya memukul. Jadi pemain baseball ambidexter punya keunggulan karena bisa memindahkan stik kapanpun tergantung pitcher-nya.

Dalam kehidupan pribadi kita pun demikian, untuk menjadi seseorang yang bermanfaat dan produktif, jangan hanya mengandalkan “tangan kanan” saja. Kita harus punya “tangan kiri” yg bisa dimanfaatkan kapanpun, sama baiknya, sama kualitasnya, sama cepatnya. Continue reading “Tangan Kanan, Tangan Kiri, atau Ambidexter?”

Belajar Manajemen Diri dan Menjadi Produktif dari Proses Mencuci Piring

Mencuci Piring

Mencuci piring. Siapa di antara teman-teman yang terbiasa mencuci piring di rumah? Atau terbiasa piring-piring kotor dicucikan oleh ibunya, atau oleh pembantu?

Mencuci piring bukan pekerjaan yang sulit, nggak perlu tenaga banyak atau mental effort yang besar. Tapi siapa sangka, dari proses cuci piring, kita bisa belajar skill dasar dalam manajemen diri untuk menjadi produktif: mengorganisir pekerjaan, mengatur prioritas, dan fokus.

Buat yang sudah biasa mencuci piring sendiri, selamat! Buat yang belum, teman-teman harus belajar mencuci piringnya sendiri mulai saat ini.

Yuk kita datang ke dapur, ke depan bak cuci piring, dan lihat tumpukan piring, gelas, sendok, panci, mangkok, dan penggorengan menggunung dan mengintimidasi. Tarik nafas, dan yuk perang melawan piring-piring kotor dan menumpuk itu, dan inilah pelajaran manajemen diri dan produktivitas yang bisa didapat dari mencuci piring.

Hmm, apa ya?

%d bloggers like this: